PKT Akui Moral Birokrasi Merosot, Pleno Keempat Ungkap Bayang-Bayang Perebutan Kekuasaan
Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara tidak biasa mengakui rendahnya moral di kalangan birokrasi dan militer. Melalui media resminya, People’s Daily, PKT memperingatkan pejabat muda agar tidak terjebak “persaingan internal” dan sikap apatis. Pengamat menilai pernyataan ini mencerminkan dampak berantai dari pembersihan politik yang terus berlangsung dan mengemuka dalam Sidang Pleno Keempat.
Pengakuan Langka PKT soal Kemerosotan Moral Aparat
Media resmi PKT, People’s Daily, pada 10 Desember menerbitkan artikel yang memperingatkan para pejabat muda agar tidak terseret dalam fenomena “neijuan” (persaingan internal tanpa akhir) maupun sikap “berbaring pasrah” atau apatis. Artikel tersebut menegaskan bahwa pejabat muda tidak boleh kehilangan arah akibat persaingan buta, namun juga tidak boleh kehilangan semangat akibat kemalasan dan ketidakpedulian.
Pernyataan ini segera menarik perhatian luas, karena dinilai sebagai pengakuan langka dari otoritas Beijing mengenai merosotnya semangat dan kepercayaan diri di lingkungan birokrasi.
Dampak Pembersihan Politik di Partai dan Militer
Sejumlah analis menilai peringatan tersebut berkaitan erat dengan pembersihan politik yang terus berlangsung di tubuh partai dan militer dalam beberapa tahun terakhir. Perebutan kekuasaan internal di tingkat tinggi PKT sejak 2023 hingga 2025 mulai tersingkap sebagian dalam Sidang Pleno Keempat Komite Sentral yang digelar tahun ini.
Menjelang sidang tersebut, sejumlah perwira tinggi militer yang dikenal sebagai orang kepercayaan Xi Jinping tersingkir. Wakil Ketua Komisi Militer Pusat He Weidong, mantan Kepala Departemen Pekerjaan Politik Miao Hua, serta total sembilan jenderal diberhentikan dari keanggotaan partai dan militer.
Ketidakstabilan di Tubuh Militer Jadi Sorotan
Selama Sidang Pleno Keempat, empat jenderal mayor, termasuk Wakil Komandan Pasukan Roket Wang Liyan, tidak diangkat sebagai anggota Komite Sentral. Langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa mereka tengah “bermasalah”.
Selain itu, jumlah peserta yang absen dalam sidang tersebut tercatat tidak biasa tinggi, memicu spekulasi luas mengenai gejolak serius di tubuh militer Tiongkok.
Peneliti Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Ming-shih, menilai situasi ini menciptakan ketakutan di kalangan pejabat muda.
“Pejabat muda hidup dalam kecemasan. Mereka tidak tahu atasan mereka berasal dari faksi mana, atau siapa yang tiba-tiba bisa tersingkir. Akibatnya, mereka takut mengambil keputusan dan memilih bersikap pasif,” ujarnya.
Pengetatan Loyalitas kepada Xi Jinping
Belakangan ini, PKT juga merevisi Peraturan Lembaga Kerja, dengan penekanan lebih kuat pada loyalitas kepada Xi Jinping sebagai pemimpin partai. Namun, sejumlah analis menilai kampanye pembersihan yang digerakkan Xi justru menggoyahkan fondasi kekuasaannya sendiri.
Mark, pembawa acara Mark Time-Space dan Political Affairs Spring and Autumn, menilai penekanan ideologi yang ekstrem telah membawa Tiongkok ke dalam krisis serius.
“Xi Jinping sangat menekankan ideologi. Jalur yang ia pertahankan justru mendorong Tiongkok menuju depresi besar. Ini bisa menjadi alasan utama mengapa sebagian elite ingin menentangnya,” kata Mark.
Konflik Internal Diprediksi Belum Mereda
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa konflik internal yang melibatkan ‘faksi Xi’ masih terus berfermentasi dan kecil kemungkinan mereda dalam waktu dekat. Sidang Pleno Kelima yang dijadwalkan pada 2026 diperkirakan dapat memicu perubahan personel dan arah kebijakan yang lebih besar.
Bahkan, Kongres Nasional PKT ke-21 yang direncanakan berlangsung pada 2027 pun dinilai masih penuh ketidakpastian, baik dari sisi jadwal maupun stabilitas politik.
Kesimpulan
Pengakuan terbuka PKT mengenai kemerosotan moral birokrasi menandai situasi yang tidak biasa dalam politik Tiongkok. Pembersihan berkelanjutan di tubuh partai dan militer tidak hanya memicu ketakutan di kalangan pejabat muda, tetapi juga memperdalam ketidakstabilan internal. Dengan konflik kekuasaan yang masih berlangsung, masa depan politik PKT menuju 2026–2027 dinilai semakin sulit diprediksi.
#PKT #PolitikTiongkok #XiJinping #PlenoKeempat #PerebutanKekuasaan #MiliterChina #PeopleDaily #KrisisPolitikChina #BeritaInternasional #GejolakPKT

0 comments