9 Syarat Utama Terpenuhi, Baru Aman Bagi AS Beli TikTok

AS membeli TikTok, sama dengan memenggal tangan hitam PKT, tapi 9 syarat utama harus terpenuhi semuanya, baru bisa dilakukan. Foto adalah warga India memprotes TikTok asal Tiongkok. (Prakash Singh/AFP via Getty Images)
DR. XIE TIAN

Dua hari lalu penulis diwawancarai oleh wartawan media massa luar negeri radio Sound of Hope dan surat kabar Vision Times, yang menanyakan persoalan pemerintahan Trump berniat memenggal tangan hitam PKT, memerintahkan diberhentikannya APP TikTok asal RRT, atau memaksanya agar dibeli oleh perusahaan AS. Selama dua hari, peristiwa ini mengalami perkembangan lebih lanjut, Kemenlu AS baru saja membuat kebijakan “internet bersih”: Membatalkan izin operasional perusahaan telekomunikasi RRT di Amerika, melarang APP produk RRT beredar di Amerika, melarang perusahaan RRT memasang default APP Amerika, melarang perusahaan Amerika menggunakan layanan cloud perusahaan RRT, dan melarang perusahaan RRT mengikuti tender menyambungkan kabel telekomunikasi bawah laut Amerika.

Sepertinya, masalah TikTok dan WeChat baru suatu permulaan, serangan AS terhadap PKT, hantaman demi hantaman semakin mendalam, pada dasarnya Amerika berniat sepenuhnya mengakhiri layanan internet dan telekomunikasi, piranti lunak, layanan cloud, dan piranti keras yang terkait dengan RRT, membersihkan pengaruh PKT secara menyeluruh, dan tidak memberikan peluang apa pun bagi PKT untuk menyusupi AS. WeChat dan TikTok keduanya beroperasi di Amerika. Pengguna WeChat terutama adalah kaum etnis Tionghoa asal daratan Tiongkok, dan pengusaha AS yang kerap berkunjung ke Tiongkok, diperkirakan ada jutaan pengguna di Amerika. Tapi pengaruh TikTok jauh lebih besar lagi, di antara kaum muda AS, diperkirakan terdapat 70 juta pengguna, ditambah keluarga mereka, mungkin melibatkan 100 juta orang lebih. Jadi jika AS melarang WeChat, masalahnya tidak begitu besar, banyak etnis Tionghoa di AS akan menemukan produk penggantinya. Tapi akan halnya TikTok jauh lebih rumit, pengaruhnya juga besar, tak heran kebijakan pemerintah Trump ini mengalami banyak kendala, sempat berubah beberapa kali.

TikTok versi Amerika dalam hal pemasarannya sangat memenuhi selera pasar, desain produknya juga sangat menarik. Contohnya Anda bisa membuat sebuah video, pada sebuah kentang, sekali pukul dengan tinju Anda, dalam sekejap dapat berubah menjadi french fries! Bagi muda-mudi AS hal ini sangat keren, masyarakat dengan mudah akan terpedaya, juga mudah sekali kecanduan. Dalam sekejap membuat puluhan juta pemuda tidak bisa menggunakan benda yang keren ini, memang agak tidak keren. Inilah alasan pemerintah Trump akhirnya memutuskan biarlah perusahaan AS yang membelinya dan melanjutkan operasionalnya, dan bukan secara langsung mengeluarkannya dari pasar AS. Selain dapat mengoperasikan perusahaan piranti lunak ini, juga bisa memastikan keamanannya, mungkin juga tidak banyak pilihan lain, Microsoft juga merupakan salah satu perusahaan terkemuka di bidang ini.

Berita terbaru, Microsoft bersedia membayar USD 30 miliar (442 triliun rupiah) untuk membeli TikTok, bahkan bisa diselesaikan lebih awal daripada waktu yang diperkirakan sebelumnya. Ada yang bertanya, induk perusahaan TikTok dan ByteDance, apakah tidak bisa memilih untuk tidak menjualnya? Mereka tentu bisa memilih tidak menjual, tapi jika tak mau menjualnya maka akibatnya adalah selamanya kehilangan pasar AS, pendapatan akan berkurang, setelah itu akan ada perusahaan lain yang sejenis akan menguasai pasar AS, pada saat itu tidak bernilai lagi jika dijual. Dijual sekarang, berapa pun keuntungannya bisa dianggap mengurangi kerugian. Tapi harga beli ini yang lebih sulit. Karena faktor tidak adanya pasar, juga tidak ada pembeli lain, sedangkan penjual sudah harus menjualnya, tidak bisa tidak harus dijual, sehingga penjual (TikTok) menjadi sangat pasif. Harga transaksi dari USD 50 miliar menjadi sekarang USD 30 miliar, kemungkinan inilah penyebabnya.

Penyebab lainnya adalah Instagram milik perusahaan Facebook AS, sedang memasarkan Reels, ini adalah semacam piranti lunak yang sejenis, dan Instagram juga memiliki reputasi yang sangat tinggi di pasar, yang sudah memiliki puluhan juta pengguna kawula muda, ditambah lagi fitur-fitur baru yang menarik penggunanya, juga sangat memudahkan. Yang lebih tidak menguntungkan lagi bagi TikTok adalah, baru-baru ini 20 orang pemuda AS mengajukan gugatan lewat orang tua mereka, karena TikTok telah mencuri karakteristik wajah, alamat, dan koresponden darurat mereka tanpa izin, lalu data-data tersebut diam-diam dikirimkan ke RRT, pengacara penggugat memiliki bukti, peluang memenangkan gugatan sangat besar, dan untuk berdamai kemungkinan harus membayar USD 165 miliar (2.430 triliun rupiah). Microsoft harus mempertimbangkan hal ini. Jadi, seiring dengan berjalannya waktu, harga TikTok mungkin akan terus merosot turun hingga ke USD 10-20 miliar.
Trump mengatakan pemerintah AS akan mengambil komisi dari transaksi ini, hal ini membuat terperanjat banyak pihak. Sebenarnya tidak perlu terkejut. Trump berlatar belakang pengusaha, naluri bisnis dan niat untuk membuat AS besar dan bangkit lagi sangat kuat, ia adalah seorang patriot sejati. Secara bisnis merger dan penggabungan, atau transaksi pembelian apa pun, selalu ada perantara yang mendapat komisi, dalam hal ini pemerintah AS telah mewujudkan transaksi ini, mengapa tidak berhak mendapatkan komisi? Sepertinya hal ini sangat luar biasa, tapi sebenarnya sudah sewajarnya. Lalu, berapa banyak komisi yang diminta pemerintah AS? Apakah akan bernilai besar? Banyak orang sangat penasaran akan hal ini.

Biasanya, komisi dari transaksi merger perusahaan seperti ini di Amerika, segala sesuatunya bisa dirundingkan, dan selalu dibayar oleh pihak penjual, dengan kata lain, induk perusahaan dari pihak TikTok di RRT yang akan membayarnya. Perantara dari mayoritas transaksi akan memperoleh komisi 8% hingga 12%, atau satu harga tetap yang paling rendah. Komisi sekitar 10% itu seharusnya sangat sering dijumpai. Itu sebabnya, sepertinya Trump yang cukup mengucapkan satu kata, maka akan berhasil mengambil keuntungan bagi pemerintah AS setidaknya USD 1-2 Miliar sebagai komisi. Sepatah kata bernilai ribuan emas, benar-benar bagus.

FBI (Federal Bureau of Investigation) telah memperoleh informasi bahwa Konsulat RRT di Houston menggunakan TikTok untuk mendukung kerusuhan BLM (Black Lives Matter) dan Antifa (Anti-Fasisme) untuk mencegah Trump terpilih kembali, itulah sebabnya Trump telah mengambil tindakan.

Satu hal lagi, TikTok dikabarkan tengah membangun gudang data berskala besar yang memuat informasi warga AS, ini akan membentuk ancaman intelijen bagi Amerika. Masyarakat masih ingat bagaimana para peretas PKT menyusup ke kantor personalia pemerintah AS, dan mencuri 22 juta dokumen rahasia yang memuat informasi para staf pemerintahan AS, berikut 60 juta catatan kesehatan. PKT telah membangun 30 pusat data, teknologi AI digunakan untuk memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan intelijen. Trump memukul TikTok, adalah aksi bijak memenggal tangan hitam PKT. Karena bahaya yang didatangkan TikTok bagi AS, mulai dari membuat pengguna kecanduan dan hanya bermain sehingga menjadi malas, sampai konten yang tidak bermoral dan pornografi, sampai menyediakan ajang penindasan internet, sampai melanggar privasi, bahkan mengancam keamanan nasional AS, semua itu sangat mengejutkan. Walaupun seperti dikatakan operator bahwa data tidak akan diberikan pada rezim Beijing, tapi selama perusahaan itu berada di RRT, maka PKT sewaktu-waktu bisa memaksanya memberikan informasi yang sensitif. Mengenai intervensi PKT terhadap pilpres AS, misalnya ada pengguna TikTok sebelumnya mengacaukan pesanan secara group dengan K-pop, dan sengaja tidak menepati janji pertemuan, sehingga secara langsung mengganggu pilpres AS. Jadi sebenarnya AS tidak mempunyai pilihan lain, selain hanya bisa memaksanya dibeli oleh perusahaan AS.

Tetapi, jika ingin benar-benar mencapai tujuan AS, yakni menghapus kekhawatiran keamanan, maka baik pemerintah AS maupun Microsoft harus menjamin 9 syarat utama bisa terpenuhi, barulah hal ini bisa diwujudkan.

Pertama, walaupun Microsoft merupakan perusahaan AS yang cocok untuk membelinya, tapi Microsoft juga memiliki kepentingan yang sangat besar di RRT, mesin pencarinya juga banyak digunakan di RRT dan menyensor banyak kata-kata yang sensitif bagi PKT. Microsoft sepertinya harus menjelaskan segala kepentingan tersebut terhadap pemerintah AS, agar bisa membuat pemerintahan Trump tenang.

Kedua, harus memastikan seluruh piranti keras, server, dan sistem sentral TikTok, semuanya tercakup dalam klausul pembelian, dan akan dipindahkan dari Tiongkok.

Ketiga, harus memastikan seluruh program piranti lunak, kode sumber, dan hak intelektual terkait, mendapatkan perlindungan hak cipta, mewujudkan tercapainya peralihan hak cipta. Masih harus memisahkan cakupan hak cipta TikTok di Tiongkok, Amerika dan negara lain di dunia serta masalah sengketanya, ini mungkin lebih rumit.

Keempat, penetapan harga yang tepat, ini mungkin tidak menjadi masalah.

Kelima, perlu peralihan seluruh data historis dan data aplikasi, dan pihak penjual tak boleh menggunakan data-data tersebut sebagai miliknya.

Keenam, harus memastikan peralihan dan hak penggunaan data seluruh penggunanya sesuai hukum.

Ketujuh, harus mengalihkan seluruh hak pemegang merek dan hak intelektual yang tak berwujud.

Kedelapan, para teknisi krusial harus mengikuti pembelian memasuki perusahaan baru, termasuk seluruh program strategi penjualan dan rahasia operasional bisnis. Tapi para teknisi tersebut apabila transaksi terjadi di Tiongkok mungkin juga tidak bisa, jadi Biro Imigrasi AS harus memberikan visa khusus bagi mereka.

Kesembilan, harus dipastikan TikTok dan perusahaan induk menandatangani persyaratan “tidak bersaing”, tidak boleh menggunakan merek TikTok atau dengan menciptakan merek lain yang sejenis.

Jika seluruh syarat utama di atas dapat dijamin, maka pembelian akan dapat menyelesaikan masalah.

Jelas, sengketa di seputar TikTok adalah tahap baru perang teknologi AS dengan PKT, adalah perang perusahaan piranti keras Huawei dan ZTE yang beralih ke perusahaan piranti lunak yang diwakili oleh TikTok dan WeChat. Selama PKT masih ada, maka perusahaan RRT lainnya pun akan “menyerap pengalaman” dari perselisihan ini, kembali membentuk strategi baru, sebagai persiapan menghadapi perebutan bisnis, teknologi, masyarakat dan hegemoni berikutnya. Hal menarik di tahun 2020 ini sungguh semakin lama semakin banyak. (et/sud/sun)

0 comments