Setidaknya 70 Tewas, 3.000 Terluka (Termasuk 1 WNI) Setelah Ledakan di Beirut, Lebanon


LEBANON - Sebuah ledakan besar terjadi di Beirut, Lebanon pada hari Selasa (4/8/2020) yang mengakibatkan ribuan orang luka-luka.

Dikutip dari AP News, ledakan dahsyat itu meratakan banyak tempat termasuk pelabuhan kota, juga merusak bangunan di sekitarnya.


Dilaporkan setidaknya 70 orang tewas dan 3.000 lainnya terluka. Hingga saat ini belum jelas penyebab ledakan ini, yang pasti kekuatan ledakan setara dengan gempa magnitudo 3.5 yang menurut Pusat Geosciences Jerman GFZ dapat dirasakan hingga radius 200 km.

Menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), terdapat satu WNI yang mengalami luka-luka dalam kejadian ledakan tersebut.

KBRI telah memberikan pernyataan bahwa kondisi korban tersebut terpantau sudah stabil dan sudah bisa melakukan komunikasi dengan KBRI.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, "KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan hingga pulih."

Saat ini, KBRI Beirut melakukan koordinasi dengan otoritas setempat serta melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut saat ledakan terjadi.

Penyebab ledakan itu tidak begitu jelas. Itu terjadi pada saat Lebanon melewati krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam beberapa dekade.

Abbas Ibrahim, kepala Keamanan Umum Lebanon, mengatakan itu kemungkinan disebabkan oleh bahan peledak yang disita dari sebuah kapal beberapa waktu lalu dan disimpan di pelabuhan. Saluran televisi lokal LBC mengatakan bahan itu adalah sodium nitrat. Saksi mata melaporkan melihat seperti awan berwarna oranye aneh yang muncul ketika gas nitrogen dioksida beracun dilepaskan setelah ledakan yang mengandung nitrat.

Ledakan itu juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon.

Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

0 comments