Peru Stop Uji Coba Klinis Vaksin Produk Tiongkok, Setelah Relawan yang Divaksin Alami Gangguan Neurologis

 

Pada 11 Desember 2020, seorang pasien berada di unit perawatan intensif Rumah Sakit Alberto Sabogal Sologuren di Lima selama pandemi Partai Komunis Tiongkok (Corona) di Peru. (ERNESTO BENAVIDES / AFP via Getty Images)


Program komunis Tiongkok ingin mendahului negara lain dalam memasarkan vaksin virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 telah berulang kali menimbulkan kecelakaan. Vaksin dengan mengabaikan ketentuan dunia tentang penelitian dan pengembangan suatu vaksin demi keamanan bagi penerima vaksin.

NTD News

Beberapa hari lalu, pejabat Peru menyatakan bahwa seorang relawan penerima vaksin di negaranya telah mengalami gejala neurologis setelah mendapat vaksinasi dengan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Sinopharm, Tiongkok. Saat ini, Peru telah menghentikan uji klinis vaksin buatan Tiongkok.

Agence France-Presse melaporkan bahwa sekitar 12.000 orang warga Peru telah menjadi relawan dalam uji klinis vaksin China National Pharmaceutical Group Corp yang semula dijadwalkan akan berakhir pada minggu lalu. Namun, menurut Institut Kesehatan Nasional Peru, beberapa hari sebelumnya, seorang relawan mengalami gejala kesulitan menggerakkan lengannya, dan rumah sakit menangguhkan uji klinis vaksin tersebut.

Menurut laporan itu, jika uji klinis kali ini berhasil, pemerintah Peru akan membeli 20 juta dosis vaksin dari Sinopharm yang akan digunakan untuk memvaksinasi dua pertiga dari populasi negara itu.

Sebelumnya, bulan lalu, Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil juga menangguhkan pengujian klinis vaksin buatan Tiongkok di Brasil. Hal itu dilakukan setelah menerima pemberitahuan bahwa seorang relawan telah meninggal karena reaksi negatif yang serius dari vaksin. (ET/sin/sun)

0 comments