332.000 Kasus Infeksi Sehari di India, Rumah Sakit Diterjang Kekurangan Tempat Tidur Hingga Jepang Umumkan Darurat COVID-19

24 April 2021, New Delhi, ibu kota India: Krematorium sementara mengkremasi kematian Covid-19. (Anindito Mukherjee / Getty Images)

LI MEI dan JIANG DIYA – NTD

Tidak termasuk Tiongkok daratan, sekitar 144,75 juta orang didiagnosis dengan virus Komunis Tiongkok (COVID-19) dan lebih dari 3,07 juta meninggal dunia, pada Jumat (23/4/2021). India baru saja mendiagnosis lebih dari 300.000 kasus terkonfirmasi, sehingga pasokan oksigen yang tidak mencukupi dan kekurangan tempat tidur rumah sakit. Virus varian Jepang menyebar, dan empat kota menyatakan keadaan darurat.

Pada Jumat 23 April, kasus infeksi baru India mencapai rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut, dengan lebih dari 332.000 kasus COVID-19 dan 2.263 kematian.

Para ahli mengatakan lonjakan epidemi ini, terkait dengan varian virus mutan ganda yang meluas di India.

Sebagian besar rumah sakit di bagian utara dan barat India dan ibu kota New Delhi penuh sesak. Bahkan, terjadi kasus kematian pasien karena kekurangan oksigen.

Seorang keluarga pasien COVID-19 di India menuturkan: “Ibu saya membutuhkan oksigen. Tidak ada tempat tidur atau oksigen di mana-mana di Delhi.”

Pada 23 April, kebakaran terjadi di sebuah rumah sakit di India barat. Insiden itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan pasien diungsikan.

Pihak rumah sakit mengatakan, percikan api dari AC menyebabkan kebakaran.

Jenazah korban kebakaran dikremasi di krematorium terdekat. Kremasi digelar dalam jumlah jenazah secara massal.

Sementara itu, Jepang menambahkan 5.526 kasus yang dikonfirmasi pada hari Kamis 22 April 2021, tertinggi dalam tiga bulan, dengan 41 kematian pada hari itu.

Penyebaran virus mutan telah menyebabkan keadaan darurat dalam sistem medis.

Perdana Menteri jepang, Yoshihide Suga mengumumkan pada hari Jumat bahwa empat prefektur yakni Tokyo, Kyoto, Osaka, dan Hyogo akan memasuki situasi darurat mulai 11 Mei mendatang.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga: “Sistem medis di Prefektur Osaka dan Prefektur Hyogo menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Yoshihide Suga mengatakan, sekitar 80% pasien di Prefektur Osaka dan Prefektur Hyogo terinfeksi strain virus varian, sedangkan di Tokyo meningkat menjadi 30%.

Pihak berwenang mewajibkan restoran yang menyediakan minuman beralkohol dan karaoke untuk menghentikan usahanya. Otoritas setempat menutup pusat perbelanjaan dan taman hiburan, serta olahraga dan kegiatan lain yang diadakan tanpa penonton. Meskipun sekolah belum ditutup, diperlukan tindakan pencegahan epidemi.

Seorang pria di Perth, Australia, diduga tertular virus Komunis Tiongkok selama karantina hotel. Pemerintah Australia Barat kemudian mengumumkan Perth dan kawasan tetangga Peel akan ditutup selama tiga hari.

Pihak berwenang Australia, mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah. Akan tetapi, mereka dapat pergi bekerja, membeli kebutuhan, mencari perawatan medis atau mengurus kelompok yang rentan.

Pemerintahan Australia Barat meminta Pemerintah Federal untuk mengurangi jumlah wisatawan internasional yang memasuki Australia Barat setiap minggu, hingga setengahnya menjadi 512 orang. (ET/hui/sun)

0 comments