Cermin Kehidupan: Api Nero di Zaman Romawi Kuno


Pada bulan Juli tahun 64 M, kebakaran terkenal dalam sejarah terjadi di Roma yang berlangsung selama tujuh hari. 3 dari 14 daerah perkotaan telah terbakar habis, 7 daerah rusak parah, dan kota Roma menjadi bumi hangus.

Meskipun Nero yang sedang tidak berada di kota saat itu dan setelah kebakaran terjadi kembali ke Roma mengomando pemadaman kebakaran, bahkan membuka taman pribadi untuk menampung para pengungsi, tetapi sebuah berita malah menyebar ke seluruh kota — Adalah Nero yang menginstruksikan untuk membakar.


Sejarawan Romawi kuno, Tacitus, yang saat itu baru berusia sembilan tahun, berada di kota Roma dan mengalami peristiwa besar yang terkenal dalam sejarah. Dia menulis di dalam buku: "Ketika api menelan kota, tidak ada orang yang berani memadamkan api, karena ada beberapa orang terus mengeluarkan ancaman, melarang masyarakat memadamkan api.

Masih ada sebagian orang lagi yang terang-terangan melemparkan obor kemana-mana, mereka berkata bahwa mereka diperintah untuk melakukannya."

Setelah kebakaran, Nero dengan bersemangat mulai membangun "Istana Emas". Selain itu, atas peristiwa kebakaran Roma, dengan secepatnya ia menentukan sifat kejadian, menyatakan bahwa negara memasuki keadaan darurat militer.

Menghadapi amarah bangsa Romawi, Nero menumpahkan dosa pembakaran itu kepada umat Kristiani. Dan memanfaatkan "darurat militer" ini, yang sekaligus menyelidiki tanggung jawab atas kebakaran tersebut, maka orang-orang jujur ​​di Senat yang berani memberi nasehat kepada Nero, diberi hukuman mati oleh Nero, banyak Senator dan orang terkenal dieksekusi, bahkan guru dan Shonyka sang penasihat pun dipotong kedua tangannya.

Untuk membuktikan bahwa keputusannya benar, Nero menginstruksikan beberapa ahli teori yang menyerah pada kekuasaan untuk menyusun kejahatan "yang dibuat-buat”: Misalnya, ketika orang Kristen menyembah Tuhan, mereka membunuh bayi dan meminum darah serta memakan daging bayi, juga mengatakan bahwa orang Kristen minum minuman keras serta melakukan perbuatan nista dan lain sebagainya, semua perbuatan jahat masyarakat Romawi kuno dilimpahkan kepada orang Kristen.

Nero pernah memerintahkan untuk membuang banyak orang Kristen ke arena, dan pejabat Romawi tertawa senang menyaksikan orang-orang ini digigit dan dicabik-cabik hingga mati oleh anjing pemburu.

Ia bahkan memerintahkan agar orang-orang Kristen diikat bersama dengan jerami dan dijadikan obor. Mereka disusun di taman, dan kemudian dinyalakan pada malam hari untuk menerangi pesta kebun kaisar.

"Api Nero" tidak hanya berarti bahwa kebakaran yang hebat, tetapi juga mengatakan bahwa api yang "dirancang dan dimanfaatkan" secara ekstrim:

1. Waktu dan lokasi: Di ​​tempat yang terkenal di dunia, terjadi kebakaran di sekitar istana, dan pembakar adalah menyerang kekuatan tertinggi negara.

2. Karakterisasi langsung: Alasan belum ditemukan, "darurat militer" nasional telah diberlakukan, dan karakterisasinya adalah pembakaran dilakukan oleh penganut Kristen, sebenarnya perencanaan sudah selesai sebelum kebakaran terjadi.

3. Opini publik membangun momentum: Para ahli teoritis menciptakan fakta kejahatan dan disebarkan ke seluruh negeri, membuat masyarakat membenci orang Kristen.

4. Membasmi para korban: Menyiksa dan mengeksekusi orang Kristen yang berani mencari kebenaran dan berani angkat bicara.

Beberapa orang menyebut "Api Nero" sebagai "Api Neraka" karena sepenuhnya memiliki ciri khusus iblis seperti penyamaran, kebrutalan, dan banyak tipu muslihatnya.

Sejarah terkadang seperti naskah reinkarnasi, dengan alur cerita dan rencana bersiasat serupa tak disangka dimainkan berulang kali.

Peristiwa Kongres mengulangi "Api Nero"?

Pada tanggal 6 Januari 2021, seluruh dunia menyaksikan Kongres Washington mengesahkan hasil akhir pemilihan presiden AS. Sore hari sekitar pukul 2:30, ketika "pemeriksaan silang" surat suara yang dipertanyakan diadakan, beberapa orang menerobos masuk ke Gedung Kongres dan menyela akuntabilitas untuk surat suara palsu. Pada saat itu, seorang satpam kongres menembak dan membunuh seorang veteran wanita, pertemuan dihentikan. Hingga malam hari ketika pertemuan dilanjutkan kembali, pada dasarnya telah berkembang menjadi kutukan dan pernyataan sikap terhadap "Teror penyerangan Kongres", di bawah suasana tekanan dan ketegangan yang sangat besar, semua prosedur disederhanakan dan surat suara dikeluarkan secara langsung, dan semua hal yang bermasalah, pada saat itu justru “tertidur”, tidak disinggung.

Api palsu "Bakar diri Tiananmen"

Pada tanggal 23 Januari tahun 2001, Malam Tahun Baru, adalah pusat perhatian seluruh negara. Peristiwa lima orang “melakukan bakar diri” yang mengejutkan dunia terjadi di Lapangan Tiananmen. Media corong Partai Komunis Tiongkok (PKT) pertama kali melaporkan bahwa praktisi Falun Gong menyirami tubuh mereka dengan bensin dan bakar diri.

Sama seperti Nero yang melemparkan tuduhan palsu kepada orang Kristen, Jiang Zemin dan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong juga memprakarsai banyak ahli dan cendekiawan yang tidak berhati nurani, mengarang bahwa praktisi Falun Gong “membedah perut mencari Falun”, “Dilarang minum obat”, “mengumpulkan harta tak halal”, “Anti-China”, “Bakar diri naik Surga” dan lain sebagainya, benar-benar memanfaatkan kepercayaan publik kepada pemerintah menjajakan kebohongan, dan pada saat yang sama menggunakan teror untuk menutupi kebenaran, memaksa publik untuk berpartisipasi dalam penganiayaan atau menyetujui terjadinya penganiayaan.

Saat ini dalam sejarah: saat paling gelap, menjelang fajar tiba

Pada tahun 1848, "Manifesto Komunis" dikeluarkan, Marx menganggap ateisme dan filosofi perjuangan yang membenci Tuhan sebagai dogma inti komunis. "Manifesto Komunis" secara terbuka menyatakan: "Tujuan dari Komunis hanya dengan menggulingkan dengan kekerasan semua sistem sosial yang ada saat ini baru bisa tercapai." Mitra Marx, Engels, berkata: "Menggunakan metode yang sangat berwibawa untuk memaksa sekelompok orang lain menerima keinginan diri sendiri."

Momok komunisme telah mencapai saat terakhir dalam sejarah, diluar dugaan telah merajalela di panggung mercusuar keadilan dunia, apakah iblis benar-benar akan menguasai dunia? Dalam buku "The Devil is Ruling Our World", tertulis: "Muslihat roh jahat komunis menghancurkan umat manusia hampir saja berhasil”. Namun, seperti apa kata pepatah, segala sesuatu yang ekstrim akan berbalik, habis kemalangan datanglah kebahagiaan, saat yang paling gelap juga adalah saat fajar akan tiba.


0 comments