Para Pejabat Partai Komunis Tiongkok Saling Memata-matai Satu Sama Lain Karena Sengitnya Perebutan Kekuasaan

Pemimpin Tiongkok Xi Jinping (kanan) tiba bersama Perdana Menteri Li Keqiang (kiri) dan anggota Komite Tetap Politbiro untuk resepsi di Aula Besar Rakyat di Beijing pada malam Hari Nasional Tiongkok pada 30 September 2021. (Greg Baker/AFP)


ZHOU XIAOHUI

Penyadapan para lawan politik memainkan sebuah peran penting dalam perebutan kekuasaan di antara para pejabat Partai Komunis Tiongkok.

China News Weekly, sebuah majalah berita pemerintah Tiongkok yang berbasis di Beijing, baru-baru ini menerbitkan artikel mengenai Liu Xinyun, Wakil Gubernur Provinsi Shanxi sejak 2018. Artikel itu menggambarkan Liu Xinyun sebagai seorang pejabat pemerintah yang kejam yang “berteman” dengan penjahat politik dan skema mata-mata yang disalahgunakan.”

Kementerian Keamanan Masyarakat melaporkan bahwa “Liu Xinyun menyalahgunakan pengawasan di Komite Partai Komunis Tiongkok Provinsi Shanxi dan para pemimpin pemerintahan,” menurut artikel tersebut.

Liu Xinyun, 59 tahun, diselidiki pada bulan April dan dituntut pada bulan Oktober atas tuduhan penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia juga dituduh “membentuk sebuah kelompok eksklusif di dalam Partai Komunis Tiongkok.”

Selain Liu Xinyun, artikel tersebut juga menyebutkan nama anggota-anggota kelompok eksklusif yang terkemuka lainnya seperti Sun Lijun, mantan Wakil Menteri Keamanan Masyarakat, dan Gong Daoan, mantan Kepala Polisi Shanghai. Ketiga pria itu memiliki kepentingan yang sama: mereka memegang posisi tingkat-tinggi di Kementerian Keamanan Masyarakat, tapi oleh pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dalam tindakan keras nasionalnya terhadap korupsi. Sun Lijun telah dicopot dari jabatannya pada 19 April 2020, dan Gong Daoan disingkirkan pada 10 Februari tahun ini.

Sun Lijun dikenal sebagai kepala “polisi politik”. Pada 2013, ia dipromosikan sebagai Kepala Biro Pertama Kementerian Keamanan Masyarakat. Ia bertanggung jawab atas keamanan politik dalam negeri dan melakukan berbagai tugas, termasuk pengumpulan dan analisis intelijen, dan bahkan memantau pejabat-pejabat senior di bawah wakil tingkat nasional Partai Komunis Tiongkok.

Sun Lijun bekerja sama dengan Liu Xinyun ketika ia memantau aktivitas-aktivitas pejabat lainnya. Pada saat itu, Liu Xinyun adalah Direktur Biro Keamanan Jaringan Kementerian Keamanan Masyarakat, sebuah jabatan yang dipegangnya antara 2014 hingga 2018.

Sun Lijun dan kelompoknya tidak diragukan lagi tertarik untuk memata-matai dan mengumpulkan rahasia para pejabat senior.

Kudeta dan Perebutan Kekuasaan

Jadi siapa pejabat yang menjadi sasaran di Provinsi Shanxi dan mengapa mereka itu dimata-matai?

Mereka adalah Luo Huining dan Lou Yangsheng.

Luo Huining ditunjuk sebagai Direktur Kantor Penghubung Pusat Hong Kong oleh Xi Jinping pada tahun 2020. Luo Huining telah menjabat sebagai Sekretaris Partai Komunis Tiongkok Provinsi Shanxi dari 2002 hingga 2016. Ia juga pernah menjadi seorang anggota Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok Panitia sejak 2017.

Lou Yangsheng adalah penjabat Gubernur Provinsi Shanxi dari 2016 hingga 2019. Ia menjabat sebagai seorang politisi setempat di Provinsi Zhejiang di bawah Xi Jinping, yang adalah Gubernur Provinsi Zhejiang dan Sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok Provinsi Zhejiang antara 2002 dan 2007.

Kegiatan spionase Sun memiliki tujuan yang sama dengan kegiatan spionase Zhou Yongkang dan Bo Xilai.

Zhou Yongkang, mantan Kepala Kementerian Keamanan Masyarakat, dipecat pada 2014 atas tuduhan suap, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengungkapan rahasia negara.

Bo Xilai, mantan Ketua Partai Komunis Tiongkok di kota Chongqing, dicopot dari jabatannya pada 2012 mengenai tindak pidana suap, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi.

Diyakini bahwa baik Zhou Yongkang dan Bo Xilai terlibat dalam banyak operasi intelijen yang menargetkan para pejabat tinggi pemerintahan.

Sebuah outlet media Hong Kong mengungkapkan pada 2015 bahwa Zhou Yongkang memiliki sebuah arsip rahasia untuk pejabat di tingkat kementerian atau di atas tingkat kementerian, yang melibatkan puluhan ribu pejabat, termasuk Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang, yang keduanya adalah anggota Komite Tetap Politbiro (badan penasihat tingkat-atas).

Bukan rahasia lagi bahwa Zhou Yongkang dan Bo Xilai sedang merencanakan sebuah kudeta terhadap Xi Jinping. Zhou Yongkang dan Bo Xilai mengatur sebuah sistem pemantauan dan membuat arsip rahasia untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk melenyapkan lawan-lawan mereka.

Sun Lijun, Liu Xinyun, antara lain, berbagi misi yang sama untuk menggulingkan dan membunuh Xi Jinping.

Sun Lijun, yang memiliki akses ke banyak rahasia, menjadi sebuah ancaman besar bagi pemimpin Tiongkok.

Dengan demikian, Sun Lijun dikeluarkan dari Partai Komunis Tiongkok bukan karena korupsi, tetapi karena membahayakan keamanan politik secara serius”—yang artinya, sebuah percobaan kudeta.

Guo Wengui, seorang pengusaha miliarder Tiongkok diasingkan yang menjadi seorang aktivis politik, mengatakan Biro Keamanan Nasional juga bertanggung jawab atas operasi intelijen di luar negeri yang memantau dan melacak anak-anak tidak sah dari pejabat senior Partai Komunis Tiongkok di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada, dan Biro Keamanan Nasional telah mengumpulkan informasi keuangan mereka.

Sebuah artikel Washington Post 2013 melaporkan bahwa pengawasan di antara pejabat Partai Komunis Tiongkok telah menjadi tren, dan telah merasuki seluruh sistem birokrasi. Bahkan pengusaha asing sering menjadi sasaran.

“Qi Hong, seorang mantan detektif penyadapan yang begitu sibuk melakukan pengawakutuan kantor-kantor dari berbagai pejabat Tiongkok, pernah membongkar 40 kabel dan kamera tersembunyi dalam seminggu,” menurut China Digital Times.

Perangkat ini sering dipasang di mobil, kantor, atau kamar pejabat.

Perangkat-perangkat yang berfungsi untuk memata-matai digunakan untuk tujuan berikut: bawahan yang ingin memeras atasannya untuk mengambil alih posisi atasannya; atasan yang ingin mengendalikan bawahannya; dan saingan politik yang berkomplot melawan satu sama lain.

Berdasarkan serial editorial The Epoch Times yang berjudul “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”: “Partai Komunis Tiongkok telah menyempurnakan sembilan sifat yang diwarisi dari komunisme,” dengan “spionase” menjadi sifat warisan kelima, dan “teknik spionase dan menabur perselisihan juga digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok terampil dalam hal penyusupan.”

Pada saat perebutan kekuasaan tingkat-tinggi Partai Komunis Tiongkok semakin intensif, dan anggota-anggota Partai Komunis Tiongkok bersekongkol melawan satu sama lain, permainan mata-mata akan tetap menjadi bagian strategi mereka. (ET/Vv/sun)

0 comments