Serangan Drone Terbesar Rusia ke Ukraina: Amerika Desak Gencatan Senjata Segera
Rusia meluncurkan serangan drone terbesar sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 2022. Amerika Serikat mendesak gencatan senjata segera untuk mengakhiri pertumpahan darah yang semakin meningkat.
Pada Minggu dini hari, Rusia meluncurkan serangan drone terbesar sejak dimulainya invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022. Serangan ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di sejumlah wilayah, terutama di bagian tengah dan timur Ukraina.
Serangan 273 Drone Hantam Kyiv dan Wilayah Timur
Menurut pernyataan militer Ukraina, hingga pukul 08.00 waktu setempat, Rusia telah meluncurkan 273 unit drone serang ke wilayah Ukraina. Sasaran utama adalah Kyiv (ibukota), Dnipropetrovsk, dan Donetsk. Serangan ini menyebabkan seorang wanita berusia 28 tahun tewas dan setidaknya tiga orang lainnya luka-luka.
Petugas pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api yang disebabkan oleh ledakan. Yuriy Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, menyebutnya sebagai malam paling sulit sejak invasi dimulai. “Alarm serangan udara berbunyi selama sembilan jam tanpa henti,” ujarnya.
Warga Kyiv, Chybenko: “Kami bergegas ke ruang bawah tanah. Lalu terdengar ledakan besar. Rumah kami hancur total.”
Menurut pernyataan militer Ukraina, hingga pukul 08.00 waktu setempat, Rusia telah meluncurkan 273 unit drone serang ke wilayah Ukraina. Sasaran utama adalah Kyiv (ibukota), Dnipropetrovsk, dan Donetsk. Serangan ini menyebabkan seorang wanita berusia 28 tahun tewas dan setidaknya tiga orang lainnya luka-luka.
Petugas pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api yang disebabkan oleh ledakan. Yuriy Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, menyebutnya sebagai malam paling sulit sejak invasi dimulai. “Alarm serangan udara berbunyi selama sembilan jam tanpa henti,” ujarnya.
Warga Kyiv, Chybenko: “Kami bergegas ke ruang bawah tanah. Lalu terdengar ledakan besar. Rumah kami hancur total.”
Warga Kyiv, Lyubov: “Lihat apa yang Rusia lakukan... Untuk apa semua ini? Sekarang aku kehilangan rumah, tidak punya apa-apa lagi.”
AS Desak Gencatan Senjata: “Pembantaian Ini Harus Berakhir”
Menanggapi eskalasi ini, Victor Whitcoff, utusan khusus Presiden Donald Trump, mendesak agar segera dilakukan gencatan senjata. Ia menyatakan bahwa perbedaan antara Rusia dan Ukraina harus segera dijembatani untuk menghentikan konflik.
Whitcoff: “Yang paling penting sekarang adalah mencapai kesepakatan damai permanen. Kedua pihak saling menyerang, kebencian sudah begitu mendalam. Pembantaian ini harus dihentikan.”
Diplomasi Bergerak Cepat: Kontak Trump dengan Putin dan Zelensky
Hari Senin, Presiden Trump dijadwalkan melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky untuk mendorong berakhirnya perang.
Sementara itu, Kanselir Jerman, Merz menyatakan bahwa ia bersama dengan para pemimpin dari Inggris, Prancis, dan Polandia akan lebih dahulu mengadakan pembicaraan dengan Trump sebelum kontaknya dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina.
Merz: “Saya yakin, Eropa dan Amerika Serikat bersatu dalam upaya yang terarah untuk mengakhiri perang mengerikan ini sesegera mungkin.”
Pertemuan Zelensky dan Wakil Presiden AS di Vatikan
Di hari yang sama, Presiden Zelensky juga mengadakan pertemuan selama 40 menit di Vatikan dengan Wakil Presiden AS, Vance dan Menteri Luar Negeri Rubio. Foto-foto menunjukkan suasana pertemuan yang bersahabat dan positif.
![]() |
Zelensky menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata total tanpa syarat, menandai sinyal bahwa Ukraina tetap terbuka untuk dialog, meski dalam situasi yang sangat menegangkan.
Kesimpulan
Eskalasi perang Rusia-Ukraina kembali mencapai titik kritis dengan serangan drone terbesar yang pernah terjadi. Sementara rakyat sipil kembali menjadi korban, dunia internasional—khususnya Amerika Serikat dan Eropa—mendorong percepatan proses diplomatik untuk menghentikan konflik bersenjata ini.
0 comments