31 Transplantasi dalam Sehari di Rumah Sakit Kunming Tuai Pertanyaan Publik soal Sumber Organ
Sebuah rumah sakit di Kunming, Tiongkok, mengumumkan keberhasilan melakukan 31 operasi transplantasi organ dalam satu hari. Namun, publik dan pengamat HAM mempertanyakan transparansi sumber organ, terutama setelah pihak rumah sakit menyebut tindakan tersebut telah “dipersiapkan satu minggu sebelumnya”.
GLOBALNews — Rumah Sakit Pertama Kota Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok, mengumumkan bahwa mereka berhasil menyelesaikan 31 operasi transplantasi organ dalam kurun waktu 16 jam, mulai 6 November pagi hingga tengah malam. Operasi tersebut melibatkan lebih dari 30 departemen medis dan lebih dari 100 tenaga medis, menurut laporan Kunming Daily.
Pihak rumah sakit menyebut bahwa organ diperoleh dari dua pendonor muda yang dinyatakan mengalami kematian otak. Di antara organ yang disebut disumbangkan adalah dua hati, dua jantung, empat ginjal, serta jaringan kornea dan tendon, yang kemudian diberikan kepada sedikitnya 11 pasien.
Namun, pengumuman ini memicu diskusi dan keraguan publik, terutama di media sosial Tiongkok. Banyak warga mempertanyakan kemungkinan dua pendonor dengan kondisi medis dan kecocokan jaringan yang serupa muncul dalam waktu bersamaan.
Pakar Hukum dan HAM Pertanyakan Transparansi
Mantan pengacara Beijing yang kini berada di Kanada, Lai Jianping, mengatakan bahwa informasi yang diberikan rumah sakit masih terlalu sedikit untuk meyakinkan publik mengenai keaslian proses donor.
“Dua orang muda mengalami kematian otak dan mendonasikan organ penting secara bersamaan—itu adalah kebetulan yang sangat jarang. Tanpa informasi lebih transparan, publik wajar mempertanyakan kemungkinan adanya penyimpangan,” ujarnya.
Kecurigaan semakin meningkat setelah pihak rumah sakit menyebut bahwa persiapan operasi telah dilakukan satu minggu sebelumnya — sebuah hal yang dikritik oleh pengamat HAM sebagai tanda bahwa sumber organ kemungkinan sudah ‘ditentukan’ sebelum donor dinyatakan meninggal.
Isu Historis soal Transplantasi di Tiongkok
Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi hak asasi manusia internasional telah menyayangkan kurangnya transparansi dalam sistem transplantasi organ di Tiongkok. Beberapa laporan investigasi telah menuduh adanya pengambilan organ secara paksa dari tahanan hati nurani, termasuk praktisi Falun Gong. Pemerintah Tiongkok secara resmi membantah tuduhan ini.
Namun, pengamat menilai bahwa minimnya akses publik terhadap data kematian otak, daftar tunggu donor, dan audit independen rumah sakit membuat keraguan masyarakat semakin besar.
“Masalah utamanya adalah ketertutupan sistem. Jika prosedur dan sumber donor terbuka untuk audit, kecurigaan akan berkurang,” kata pengamat HAM Wu Shaoping.
Kesimpulan
Kasus 31 transplantasi organ dalam sehari di Kunming kembali membuka perdebatan mengenai transparansi sumber organ dalam sistem medis Tiongkok. Meski rumah sakit menyatakan organ diperoleh melalui donasi sukarela, sejumlah pakar menilai bahwa keterbukaan data, audit independen, dan sistem pelaporan publik diperlukan untuk memastikan kepercayaan masyarakat dan menghilangkan keraguan mengenai dugaan penyalahgunaan organ.
#Tiongkok #TransplantasiOrgan #HAM #KesehatanGlobal #Kunming #DonorOrgan #Investigasi

0 comments