Serangan Balik? Drone Rusia Hantam Konsulat Tiongkok di Ukraina, Padahal Pakai Komponen Buatan China
Odesa, Ukraina – Dalam perkembangan terbaru yang mengejutkan, sebuah konsulat milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Ukraina terkena dampak serangan drone Rusia. Ironisnya, komponen yang ditemukan dalam drone penyerang ternyata diproduksi di Tiongkok, memunculkan pertanyaan serius tentang keterlibatan Beijing dalam mendukung mesin perang Rusia.
🚀 Drone Jadi Senjata Utama di Medan Tempur Rusia-Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina telah memasuki babak teknologi tinggi, di mana drone kamikaze menjadi alat serang utama kedua belah pihak. Serangan pada Senin dini hari di kota Kharkiv menyebabkan 27 orang luka-luka dan berbagai bangunan rusak berat.
“Itu adalah lubang bekas drone Shahed yang menghantam dekat gedung,” ujar seorang warga Kharkiv.
Rusia bahkan menargetkan kantor perekrutan militer di Kharkiv dan Zaporizhzhia, menyasar tentara dan warga sipil.
✈️ Drone Ukraina Balas Serang, Bandara Moskow Lumpuh
Sementara itu, serangan balasan Ukraina dengan drone mengacaukan jadwal penerbangan di Moskow. Video dari bandara Sheremetyevo menunjukkan kerumunan besar penumpang dan sistem bandara lumpuh.
“Bahkan eskalatornya dimatikan. Semua orang panik,” kata seorang pengambil video.
🏛️ Ironi Menyakitkan: Konsulat Tiongkok di Odesa Terkena Serangan
Pada Jumat dini hari, Rusia meluncurkan lebih dari 550 drone ke Ukraina. Salah satu drone menghantam gedung Konsulat Tiongkok di Odesa, merusak dinding dan kaca. Tak ada korban jiwa, namun kerusakan diplomatik dan simbolisnya sangat besar.
Yang mengejutkan, bagian-bagian dari drone Shahed-136 yang digunakan Rusia ditemukan mengandung komponen buatan perusahaan Tiongkok – Suzhou Ecod Precision Manufacturing Co., Ltd, yang berbasis di Jiangsu.
🧩 Menteri Luar Negeri Ukraina: "Ini Sungguh Ironis"
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Yevhenii Tsymbaliuk, dalam pernyataannya menyebut situasi ini sebagai “ironi mutlak” — drone yang dijalankan oleh Rusia, memakai komponen dari Tiongkok, malah menghantam fasilitas diplomatik milik Tiongkok sendiri.
Badan Intelijen Ukraina (SBU) mengonfirmasi bahwa komponen tersebut merupakan kiriman baru, bukan stok lama.
🧠 Analis: Tiongkok adalah "Asisten Utama" Rusia di Medan Perang
Menurut Dr. Chung Chih-Tung dari Institut Riset Keamanan Nasional Taiwan, NATO sudah sejak lama memandang Tiongkok sebagai pendukung utama militer Rusia dalam perang ini.
“Komponen elektronik penting untuk drone tempur Rusia, 80% berasal dari Tiongkok,” ungkapnya.
Hal ini termasuk pasokan bahan kimia khusus, peralatan mekanis, bahkan bahan peledak, seperti diungkap oleh Kepala Intelijen Luar Negeri Ukraina, Oleh Ivashchenko.
🔍 Dampak Diplomatik dan Geopolitik
Insiden ini bukan sekadar kerusakan fisik pada properti diplomatik, tapi tamparan terhadap kebijakan luar negeri Beijing yang berusaha tampil netral dalam konflik Rusia-Ukraina.
Para pengamat menilai, serangan ini bisa memperuncing kritik internasional terhadap peran ambigu Tiongkok — secara retoris menyerukan perdamaian, tapi secara diam-diam menjadi penyuplai teknologi penting untuk mesin perang Rusia.
Kesimpulan
Dengan semakin canggihnya serangan udara dalam perang Rusia-Ukraina, dan keterlibatan tak langsung Tiongkok melalui pasokan teknologinya, dunia kini menyaksikan bagaimana “netralitas” bisa berubah menjadi partisipasi terselubung. Kini, giliran diplomasi internasional untuk memberi respons yang setimpal.
0 comments