Wabah Chikungunya Meluas di Foshan, Tiongkok: Tes Massal dan Ketakutan akan Lockdown Kembali

 

Seekor nyamuk betina Aedes aegypti sedang mengisap darah dari tubuh manusia di Atlanta, dalam foto tahun 2006 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention). Foto oleh James Gathany/Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit via AP.


Foshan, Tiongkok – Otoritas Tiongkok memulai pengujian massal PCR untuk virus chikungunya di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, setelah wabah penyakit tersebut menyebar cepat. Langkah ini memicu kekhawatiran luas di kalangan masyarakat, yang mengaitkan tindakan ini dengan kebijakan ketat lockdown seperti masa pandemi COVID-19.

Lebih dari 6.000 Kasus Terkonfirmasi

Menurut media resmi pemerintah, hingga 31 Juli, lebih dari 6.000 kasus chikungunya telah dilaporkan secara resmi hanya di Foshan, dengan 333 kasus baru tercatat dalam satu hari pada 1 Agustus. Kasus pertama muncul pada 8 Juli.

Chikungunya adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, terutama Aedes aegypti. Gejala umumnya meliputi demam tinggi, nyeri sendi parah, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan ruam. Tidak ada pengobatan antivirus spesifik untuk penyakit ini, dan walaupun jarang, kematian bisa terjadi — terutama di kalangan lanjut usia dan mereka dengan penyakit penyerta.

Otoritas Tiongkok Terapkan Respons Kedaruratan

Pada 29 Juli, Foshan mengumumkan Level III Tanggap Darurat Kesehatan Masyarakat, tingkat ketiga dari empat tingkatan resmi di Tiongkok. Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Tiongkok mengeluarkan pedoman nasional untuk penanganan chikungunya, termasuk seruan karantina bagi kasus yang terkonfirmasi dan dicurigai.

Otoritas lokal memulai tes PCR massal selama tiga hari (29–31 Juli) di berbagai distrik, termasuk Shunde dan Lecong. Video di media sosial memperlihatkan warga mengantre panjang untuk tes dan petugas berpakaian hazmat melakukan penyemprotan anti-nyamuk secara intensif.

Penyebaran ke Luar Guangdong

Kasus chikungunya telah menyebar ke Macau, Beijing, dan Fujian. Otoritas Kota Fuzhou memperingatkan agar warga yang kembali dari Foshan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Pemerintah Amerika Serikat, melalui CDC, mengeluarkan peringatan perjalanan Level 2 ke Tiongkok, menyarankan pelancong agar mengambil langkah pencegahan ekstra.

WHO Peringatkan Potensi Epidemi Global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pola awal penyebaran saat ini serupa dengan epidemi besar dua dekade lalu yang menjangkiti lebih dari 5 juta orang di Afrika, Asia Selatan, hingga Amerika Latin dan Eropa selatan.

“Tidak ada pengobatan khusus untuk chikungunya. Pencegahan melalui penghindaran gigitan nyamuk adalah kuncinya,” kata Dr. Diana Rojas Alvarez dari WHO.

Para Ahli: Lockdown Tidak Diperlukan, Tapi Ketegangan Meningkat

Dr. Sean Lin, mantan mikrobiologis militer AS dan profesor di Feitian College, mengatakan bahwa lockdown tidak diperlukan karena penularan chikungunya tidak terjadi dari manusia ke manusia, melainkan lewat gigitan nyamuk.

Namun demikian, pemerintah Tiongkok tetap memberlakukan karantina ketat, termasuk pada pasien yang dinyatakan positif dan bahkan mereka yang hanya menjalani tes darah. Video di media sosial menunjukkan warga dikunci di rumah sakit, dijaga oleh petugas keamanan.

Sejumlah warga juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Tiongkok akan kembali ke masa pembatasan ekstrem. Komentar seperti “Apakah kita akan dikarantina lagi?”, “Kenapa kita harus pakai masker tiap hari lagi?”, dan “Apakah mereka akan lockdown Foshan?” banyak beredar di media sosial Tiongkok.

Dalam satu video, terlihat pasukan polisi bersenjata dikerahkan untuk membantu upaya pengendalian nyamuk. Hal ini memunculkan komentar sinis dari warga: “Nyamuk saja dilawan dengan polisi bersenjata. Ini serius.”

Kritik terhadap Tes Massal

Dr. Lin juga menyoroti bahwa tes PCR massal untuk chikungunya mungkin tidak efektif secara medis dan justru membebani keuangan publik.

“Tes PCR ini katanya gratis, tapi sebenarnya rakyat tetap yang membayar tidak langsung. Perusahaan farmasi yang untung,” ujarnya.


#ChikungunyaTiongkok #FoshanLockdown #WabahGuangdong #VirusNyamuk #PCRMassal #CDCChinaAlert #TiongkokChikungunya #WabahAsia #TravelWarningChina #COVIDFlashback

0 comments