Menteri Hubungan Internasional PKT, Liu Jianchao Hilang Lebih dari Sebulan, Diduga Terseret Perebutan Kekuasaan

 


Liu Jianchao, Menteri Hubungan Internasional Partai Komunis Tiongkok (PKT), menghilang dari publik sejak akhir Juli 2025. Spekulasi menyebut ia ditangkap karena kasus kebocoran informasi, korupsi, hingga terseret dalam konflik internal elite PKT.


Beijing, 7 September 2025

Menteri Hubungan Internasional Partai Komunis Tiongkok (PKT), Liu Jianchao, dilaporkan menghilang dari publik selama lebih dari satu bulan. Terakhir kali ia terlihat dalam lawatan luar negeri ke Singapura, Afrika Selatan, dan Aljazair pada Juli lalu. Liu kembali ke Beijing pada 30 Juli, namun sejak itu tidak pernah lagi muncul, bahkan saat parade militer besar “9.3”.

Menurut berbagai sumber, Liu disebut telah dibawa untuk diinterogasi oleh otoritas pada awal Agustus. Rumah dinasnya pun dikabarkan digeledah.

Diduga Terseret Skandal Besar

Spekulasi berkembang bahwa hilangnya Liu berkaitan dengan tuduhan serius, mulai dari korupsi, membantu transfer dana gelap para pejabat ke luar negeri, hingga kebocoran intelijen. Jika benar, kasus ini menyentuh inti lingkaran kekuasaan PKT.

Liu, 61 tahun, bukan sosok sembarangan. Mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri itu sejak 2022 menjabat sebagai Menteri Hubungan Internasional PKT, yang bertugas menjalin komunikasi dengan partai-partai politik asing. Ia bahkan sempat digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Menlu Wang Yi, sehingga dijuluki sebagai “Qin Gang 2.0”.

Namun, seperti Qin Gang yang sebelumnya tersingkir misterius, Liu kini juga lenyap tanpa jejak.

Indikasi Perebutan Kekuasaan Internal

Pengamat menilai, hilangnya Liu terkait erat dengan konflik internal elite PKT. Liu kerap dianggap sebagai diplomat yang lebih moderat dibandingkan Wang Yi, yang dikenal sebagai tokoh utama “diplomasi serigala perang” (wolf warrior diplomacy).

Analis menyebut, absennya Liu menunjukkan bahwa kubu garis keras kembali unggul di bawah kendali Xi Jinping. “Liu Jianchao tetaplah seorang ‘serigala’, hanya saja lebih lunak dibandingkan yang lain. Fakta bahwa ia disingkirkan menandakan Xi telah memilih jalur anti-Barat yang ekstrem, tanpa jalan kembali,” ungkap pengamat politik Lán Shù.

Sementara itu, komentar lain menyebut bahwa pembersihan Liu mungkin juga ada kaitannya dengan rivalitas internal. Beberapa laporan menuding Liu sebagai orang dekat Wang Qishan, sehingga dijadikan target. Namun, banyak yang berspekulasi bahwa posisi kuat Wang Yi di balik layar mempercepat kejatuhan Liu.

Dampak pada Diplomasi PKT

Hilangnya Liu Jianchao berpotensi menimbulkan kekosongan kekuasaan di jajaran diplomasi tinggi PKT, sekaligus memperkuat dominasi Wang Yi. Kondisi ini mempertegas bagaimana peta kekuasaan dalam diplomasi Tiongkok kini sepenuhnya dikendalikan oleh garis keras, sesuai arah politik Xi Jinping.


Menteri Hubungan Internasional Partai Komunis Tiongkok (PKT), Liu Jianchao, dilaporkan menghilang dari publik selama lebih dari satu bulan. Terakhir kali ia terlihat dalam lawatan luar negeri ke Singapura, Afrika Selatan, dan Aljazair pada Juli lalu. Liu kembali ke Beijing pada 30 Juli, namun sejak itu tidak pernah lagi muncul, bahkan saat parade militer besar “9.3”.

Menurut berbagai sumber, Liu disebut telah dibawa untuk diinterogasi oleh otoritas pada awal Agustus. Rumah dinasnya pun dikabarkan digeledah.

Diduga Terseret Skandal Besar

Spekulasi berkembang bahwa hilangnya Liu berkaitan dengan tuduhan serius, mulai dari korupsi, membantu transfer dana gelap para pejabat ke luar negeri, hingga kebocoran intelijen. Jika benar, kasus ini menyentuh inti lingkaran kekuasaan PKT.

Liu, 61 tahun, bukan sosok sembarangan. Mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri itu sejak 2022 menjabat sebagai Menteri Hubungan Internasional PKT, yang bertugas menjalin komunikasi dengan partai-partai politik asing. Ia bahkan sempat digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Menlu Wang Yi, sehingga dijuluki sebagai “Qin Gang 2.0”.

Namun, seperti Qin Gang yang sebelumnya tersingkir misterius, Liu kini juga lenyap tanpa jejak.

Indikasi Perebutan Kekuasaan Internal

Pengamat menilai, hilangnya Liu terkait erat dengan konflik internal elite PKT. Liu kerap dianggap sebagai diplomat yang lebih moderat dibandingkan Wang Yi, yang dikenal sebagai tokoh utama “diplomasi serigala perang” (wolf warrior diplomacy).

Analis menyebut, absennya Liu menunjukkan bahwa kubu garis keras kembali unggul di bawah kendali Xi Jinping. “Liu Jianchao tetaplah seorang ‘serigala’, hanya saja lebih lunak dibandingkan yang lain. Fakta bahwa ia disingkirkan menandakan Xi telah memilih jalur anti-Barat yang ekstrem, tanpa jalan kembali,” ungkap pengamat politik Lán Shù.

Sementara itu, komentar lain menyebut bahwa pembersihan Liu mungkin juga ada kaitannya dengan rivalitas internal. Beberapa laporan menuding Liu sebagai orang dekat Wang Qishan, sehingga dijadikan target. Namun, banyak yang berspekulasi bahwa posisi kuat Wang Yi di balik layar mempercepat kejatuhan Liu.

Dampak pada Diplomasi PKT

Hilangnya Liu Jianchao berpotensi menimbulkan kekosongan kekuasaan di jajaran diplomasi tinggi PKT, sekaligus memperkuat dominasi Wang Yi. Kondisi ini mempertegas bagaimana peta kekuasaan dalam diplomasi Tiongkok kini sepenuhnya dikendalikan oleh garis keras, sesuai arah politik Xi Jinping.


#LiuJianchao #PKT #XiJinping #WangYi #QinGang #PolitikTiongkok #DiplomasiTiongkok #KorupsiTiongkok #PerebutanKekuasaan #BeritaInternasional

0 comments