Wabah Chikungunya Melanda Jiangmen, Guangdong: Kebijakan Darurat Bangkitkan Trauma Pandemi



Jiangmen, Guangdong, alami lonjakan ribuan kasus Chikungunya dalam sepekan. Pemerintah terapkan langkah ala COVID-19: tes massal, isolasi, hingga penyemprotan harian. Warga khawatir kebijakan lebih fokus bisnis PCR ketimbang kesehatan.
_________________________________________________

GlobalNews – Kota Jiangmen, Provinsi Guangdong, dilanda wabah Chikungunya fever (Demam Chikungunya/屈公病) dengan lonjakan ribuan kasus hanya dalam sepekan. Pemerintah setempat memberlakukan kembali langkah-langkah darurat ala COVID-19, termasuk penyemprotan massal, penutupan taman dan pasar, isolasi pasien, hingga hukuman administratif bagi warga yang melanggar karantina. Kebijakan ini memicu kritik publik karena mengingatkan kembali pada pengalaman pahit pandemi COVID-19.

Lonjakan Kasus Ribuan dalam Seminggu

Menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit Guangdong pada 28 September, dalam periode 21–27 September, terdapat 3.153 kasus baru di seluruh provinsi, dengan 2.927 kasus berasal dari Jiangmen. Pejabat setempat bahkan menyebut pemberantasan nyamuk sebagai “tugas politik terpenting”.

Seorang warga Jiangmen, Mr. Wang, mengatakan rumah sakit penuh sesak oleh pasien demam, sementara taman dan pasar ditutup. Bahkan tanaman pot di balkon warga diangkut dengan crane dan dibuang.

“Mereka punya kekuasaan, jadi bisa seenaknya. Apa pun ditarik dan dibersihkan,” ungkapnya.

Pengawasan Ketat dan Isolasi Paksa

Media pemerintah melaporkan seorang pasien di Distrik Xinhui yang kabur dari ruang isolasi telah dikenai sanksi. Warga lain, Ms. Liang, menyebut kondisi mulai terasa tidak terkendali.

“Sekarang sudah ribuan kasus. Kami harus pakai gelang anti-nyamuk, kalau sampai digigit bisa ditangkap dan diisolasi. Menakutkan sekali,” ujarnya.

Produk Uji Nukleat Baru Disetujui Kilat

Pada 25 September, Guangzhou Da’an Gene memperoleh izin peluncuran produk tes PCR khusus virus Chikungunya. Perusahaan ini mengklaim mampu memproduksi hingga 10 juta kit per hari dalam sebulan ke depan. Namun, warga curiga langkah ini hanya mengulang pola bisnis tes massal COVID-19.

Video beredar di media sosial memperlihatkan warga mengantri hingga larut malam untuk tes PCR di kompleks perumahan Jiangmen.

Trauma Kebijakan Ala COVID-19

Banyak warga menilai tindakan berlebihan ini lebih menimbulkan ketakutan ketimbang perlindungan.

“Virus ini sebenarnya tidak parah, biasanya sembuh seminggu. Mereka sengaja buat panik, supaya bisa jual vaksin dan tes,” kata seorang warga.

Kebijakan penyemprotan obat nyamuk berulang kali dalam sehari bahkan membuat warga tercekik asap.
Ms. Chen, warga Jiangmen, menilai kebijakan ini mengingatkan pada trauma masa pandemi:

“Tiga tahun lalu lebih sulit, ini hanya hal kecil. Tapi penyemprotan setiap hari membuat orang sesak napas.”

Kesimpulan

Lonjakan kasus Chikungunya di Jiangmen menunjukkan lemahnya sistem kesehatan publik dihadapkan pada wabah menular. Namun, kebijakan darurat berlebihan, termasuk pengetatan isolasi dan tes massal, justru memunculkan kembali trauma sosial yang masih membekas sejak pandemi COVID-19.


#Chikungunya #WabahGuangdong #Jiangmen #BeritaChina #COVID19Trauma #PCRChina #KebijakanDarurat #BeritaInternasional #ChinaUpdate #Virus

0 comments