Fenomena Langka: Gurun Terkering di Dunia Mekar Indah, Atacama Berubah Jadi Lembah Bunga

 


Gurun Atacama di Chili, tempat paling kering di dunia, tiba-tiba bermekaran menjadi lautan bunga warna-warni setelah curah hujan langka. Fenomena alam yang menakjubkan ini menarik perhatian wisatawan global dan memunculkan kesadaran baru akan pentingnya konservasi ekosistem ekstrem.


Gurun Terkering di Dunia Menjadi Lautan Bunga

Di Chile bagian utara, Gurun Atacama — yang dikenal sebagai wilayah paling kering di planet ini — tengah mengalami keajaiban alam. Biasanya hanya menerima sekitar 2 milimeter hujan per tahun, namun tahun ini curah hujan meningkat tajam, mencapai 60 milimeter di beberapa daerah pegunungan, sehingga memicu ledakan bunga langka di seluruh padang pasir.

Hujan yang turun pada bulan Juli dan Agustus membuat ratusan ribu biji bunga yang tertidur selama bertahun-tahun di bawah tanah mulai berkecambah. Hasilnya, hamparan pasir tandus kini berubah menjadi taman bunga alami seluas ratusan kilometer.


Mekar Serentak dari Ratusan Spesies



Menurut Víctor Ardiles, Kepala Departemen Botani di Museum Sejarah Alam Nasional Chile,

“Diperlukan curah hujan setidaknya 15 milimeter agar benih-benih di Atacama mulai aktif. Tahun ini, kondisinya sangat ideal.”

Lebih dari 200 jenis bunga kini bermekaran, dengan sekitar 20% merupakan spesies endemik — hanya tumbuh di wilayah ini. Dominasi warna merah muda dan ungu membentuk panorama menakjubkan, disertai bunga kuning, putih, dan merah yang memperkaya kontras warna di gurun yang biasanya gersang.

Bahkan hewan liar seperti vicuña (kerabat llama) tampak berjalan santai di antara bunga, menambah pesona kehidupan di tengah lanskap ekstrem ini.


Menjadi Daya Tarik Wisata Dunia

Fenomena ini memikat ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Dari Santiago, ibu kota Chile, pengunjung menempuh perjalanan darat sejauh sekitar 800 kilometer untuk mencapai kawasan bunga ini.

Pemerintah Chile, menyadari pentingnya melestarikan fenomena langka tersebut, telah mendirikan Taman Nasional “Desierto Florido” (Desert Bloom National Park) pada tahun 2023. Area konservasi ini mencakup lebih dari 500 kilometer persegi di sepanjang Jalan Raya Pan-Amerika, yang kini dilindungi untuk mencegah kerusakan akibat aktivitas manusia.

Namun, keindahan ini bersifat sementara. Menjelang November, sebagian besar bunga akan mulai layu seiring meningkatnya suhu musim panas, hanya menyisakan sedikit spesies tahan kering yang mampu bertahan hingga Januari tahun depan.


Kesimpulan

Fenomena “Desierto Florido” di Gurun Atacama menjadi pengingat betapa rapuh dan luar biasanya keseimbangan alam. Di tengah krisis iklim global, munculnya lautan bunga di tanah terkering dunia menunjukkan kemampuan bumi untuk pulih, sekaligus menekankan pentingnya melindungi ekosistem langka ini agar tetap lestari bagi generasi mendatang.


#GurunAtacama #Chile #FenomenaAlam #DesiertoFlorido #AtacamaBloom #TamanNasionalChile #WisataAlam #KeajaibanDunia #BungaLangka #KonservasiLingkungan #PerubahanIklim

0 comments