Peringatan Hari HAM Sedunia: “Genosida Senyap terhadap Pengikut Falun Dafa, Dunia Tidak Boleh Diam”


Minggu, 7 Desember lalu, ratusan pengikut spiritual Falun Dafa (Falun Gong) di Bali mengadakan latihan bersama guna memperingati hari HAM sedunia yang jatuh setiap 10 Desember di lapangan Bajra Sandhi Renon Denpasar. Mereka menyerukan kepada dunia untuk membantu menghentikan “Genosida Senyap” yang menimpa pengikut spiritual ini di China.

Sejak tahun 1999, para praktisi Falun Dafa dilaporkan menjadi korban penganiayaan brutal dan sistematis oleh rezim China. Ribuan orang telah dipastikan meninggal, sementara banyak lainnya dipenjara, disiksa, hingga menjadi korban pengambilan organ paksa.

[I Nyoman Ginatra, Perwakilan Himpunan Falun Dafa di Bali]:
“Bagi yang tidak mau meninggalkan latihan Falun Dafa ini tentu organnya sehat karena berlatih Falun Dafa, inilah yang dimanfaatkan oleh PKC, diambil organnya untuk transplantasi dengan harga mahal, sehingga dalam hitungan tidak lama, kalau di sana itu untuk mendapatkan organ yang sehat dengan cepat. Itulah sebenarnya kekejaman yang luar biasa yang belum ada dalam sejarah barwa pengambilan organ hidup terutama itu sangat keji sehingga kita ekspos. Oleh karena itu kita sangat gencar menyampaikan ekspos ini agar tidak berlaku lagi di sana.”

Falun Dafa adalah metode kultivasi jiwa dan raga yang mengajarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Popularitasnya yang mencapai puluhan juta pengikut disebut memicu penindasan besar-besaran oleh Partai Komunis China.

Selain latihan berskala besar, para praktisi ini menggelar papan informasi yang menjelaskan mulai awal berdirinya Falun Dafa hingga penganiayaan yang berlangsung hingga sekarang dan mengadakan interaktif dengan pengunjung menemukan solusi menghentikan penganiayaan.

[I Nyoman Ginatra, Perwakilan Himpunan Falun Dafa di Bali]:
“Memberikan dukungan kepada kita untuk melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan, seperti tidak lagi ada orang-orang/masyarakat ke China untuk mencari organ ilegal sehingga penindasan bisa dihentikan oleh PKC.”

Beberapa pengunjung interaktif membuat pernyataan:

Rafael, seorang mahasiswa mengatakan: “Penganiayaan ini harus terus disuarakan agar lebih banyak masyarakat mengetahui fakta, karena ini sudah sangat membahayakan kehidupan.”

Meisha mengatakan: “Sangat kejam dan parah, orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu telah mengambil organ tubuh praktisi Falun Dafa tanpa pembiusan, penganiayaan terhadap suatu hal yang sangat baik tidak pantas dilakukan!“

Selama lebih dari dua dekade, laporan pelanggaran HAM terus bermunculan, mulai dari penangkapan massal, kerja paksa, hingga kekerasan seksual. Jaringan rumah sakit militer dan sipil juga dituduh terlibat dalam praktik pengambilan organ hidup-hidup.

Meski rezin china mengklaim menghentikan transplantasi organ ilegal, laporan investigatif internasional dan putusan China Tribunal di London menyatakan bahwa pengambilan organ paksa masih berlangsung hingga hari ini.

Dalam pernyataannya, Himpunan Falun Dafa Indonesia (HFDI) menegaskan: Penganiayaan ini bukan lagi isu HAM biasa, tetapi kejahatan kemanusiaan yang harus dihentikan. Mereka mendesak dunia internasional untuk tidak lagi berdiam diri dan mengambil langkah nyata melindungi jutaan korban yang masih terancam.

Video Referensi:


0 comments