Xi Jinping Inspeksi Shaanxi yang Tersurat dan Tersirat


Dikabarkan ini adalah salah satu suasana di saat Xi Jinping melakukan inspeksi ke Xi’an. | (Twitter)

Xia Xiaoqiang

Selama 4 hari dari 20 hingga 23 April lalu, Xi Jinping melakukan inspeksi di Provinsi Shaanxi. Berdasarkan berita media massa RRT, jadwal perjalanan Xi Jinping antara lain: Shangluo, Ankang, Xi’an dan lain-lain, mencakup cagar alam, daerah miskin di pegunungan, komunitas masyarakat, sekolah, industri dan lain sebagainya, memahami perlindungan lingkungan ekologis di sekitar Qinling, tindakan mengatasi kemiskinan, kondisi bekerja dan kembali berproduksi pasca wabah, serta menengok para kader di sana.

Konten yang muncul di naskah berita resmi RRT, tidak berbeda dengan inspeksi Xi Jinping lainnya di daerah lain, semuanya adalah naskah umum bersifat birokrat, seperti tindakan memberantas kemiskinan, perlindungan ekosistem dan lain-lain. Tapi, ini hanya yang tersurat dari inspeksi Xi Jinping ke Shaanxi, yang diperuntukkan hanya bagi kalangan yang setiap harinya menyaksikan siaran berita dan membaca berita di grup WeChat saja.

Kunjungan Xi Jinping ke Shaanxi memiliki makna tersirat, yang juga merupakan alasan dan penyebab utama kunjungan Xi Jinping ke provinsi tersebut.

Pertama, pada 19 April lalu, pemerintah PKT mengumumkan lengsernya Wakil Menteri Keamanan Publik Sun Lijun, hanya sehari kemudian, Xi Jinping langsung meninggalkan Ibukota Beijing, ini sangat di luar kebiasaan. Lengsernya Sun Lijun, sangat mungkin menyangkut aksi kudeta oleh kubu petinggi PKT yang anti-Xi, dan oleh sebab itu Xi Jinping berada dalam bahaya, maka buru-buru meninggalkan Beijing karena pertimbangan keselamatan.

Dalam sejarah, Mao Zedong juga pernah mengalami situasi politik yang membahayakan seperti ini, dari 15 Agustus - 12 September 1971 Mao meninggalkan ibukota untuk melakukan inspeksi ke Tiongkok selatan, sebagai tindakan balasan terhadap Lin Biao (calon suksesornya sendiri, Red.).

Kedua, bagi Xi Jinping, Shaanxi memiliki makna khusus. Shaanxi tidak hanya tempat Xi Jinping diharuskan mengikuti Gerakan Masuk Desa (selama Revolusi Kebudayaan), juga merupakan basis tempat ayah Xi (Xi Zhongxun) mengembangkan sayapnya, bagi ayah dan anak keluarga Xi tempat ini terbilang keramat.

Walaupun dalam propagandanya PKT menyatakan berpaham atheis, tidak percaya pada “takhayul feodal”, akan tetapi justru mayoritas petinggi PKT “percaya pada takhayul”, Mao Zedong pernah mencari biksu untuk meramalkan nasibnya, dan Jiang Zemin yang ketakutan akan dosanya telah menganiaya praktisi Falun Gong, di rumah pernah menyalin salah satu kitab suci agama Buddha: “Ksitigarbha Bodhisattva Pūrva Pranidhāna Sūtra”, tak terkecuali Xi Jinping. WikiLeaks pernah mengungkapkan, Xi percaya kekuatan Qigong (baca: chikung, red.) aliran Buddha dan kekuatan supranatural. Oleh karena itu, kali ini Xi Jinping pergi ke Provinsi Shaanxi tempat yang dipilihnya untuk inspeksi juga memiliki makna tertentu. Pada 21 April pagi hari, Xi Jinping pergi ke kota kabupaten tua yakni Kota Ankang, Kabupaten Pingli, Provinsi Shaanxi, Kabupaten “Pingli”, Ping Li, nama yang secara harfiah bermakna keberuntungan.

Ketiga, Xi Jinping pergi ke pegunungan Qin Ling (pegunungan utama di wilayah selatan) Provinsi Shaanxi, secara khusus mengkritik pembangunan vila mewah yang melanggar peraturan di Qinling, kasus ini telah menyebabkan banyak pejabat tinggi Shaanxi lengser, kali ini Xi kembali mengungkitnya, sebenarnya dengan situasi politik internal PKT yang tidak stabil seperti sekarang ini, suara anti-Xi terus bermunculan, khususnya setelah menciduk tokoh garis depan dari kubu Jiang yakni Sun Lijun, ini adalah Tindakan Xi unjuk kekuatan bagi pejabat di berbagai tingkatan.

Keempat, saat di Shaanxi Xi mengemukakan “semangat hijrah ke barat”, maksud pernyataan ini adalah di awal berdirinya PKT, untuk membantu pembangunan di wilayah barat, pemerintah pusat memutuskan memindahkan Jiao Tong University dari Shanghai untuk dipindah ke Xi’an. Sebenarnya, hijrah ke barat memiliki makna lain, yakni jika situasi politik terjadi perubahan mendadak dan Beijing dalam keadaan bahaya, maka Xi Jinping akan menjadikan Shaanxi sebagai basis aman untuk mundur.

Pada 1967, Mao Zedong karena khawatir dengan kekuatan yang menentang Revolusi Kebudayaan maka pernah melontarkan kata-kata emosi dan kasar, “bila terpaksa, aku akan bergerilya bersama Lin Biao di Gunung Jinggang saja (Jinggang Shan, gunung yang memiliki keterkaitan sejarah yang erat dengan revolusi PKT, Red.)”. Dari sisi ini, kini Shaanxi mungkin menjadi basis perlindungan cadangan bagi Xi Jinping untuk mundur jika terjadi ancaman besar. Kunjungan Xi Jinping ke Shaanxi, mungkin bertujuan memeriksa keadaan dan mengkoordinasikan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk tujuan ini.

Dengan uraian di atas, saat sekarang ini PKT menghadapi kecaman dari berbagai negara, wabah masih terjadi, perekonomian sulit, kekacauan di dalam maupun luar negeri, perjalanan Xi Jinping ke Shaanxi, seberapa besar pun pengaturan konkrit dilakukan, hanya bisa menimbulkan efek menghibur diri saja. Karena gedung besar PKT akan segera runtuh, semua pejabat PKT dari atas sampai ke bawah, hampir semuanya sudah tahu betul, setiap orang sedang mengatur jalan keluar demi menyelamatkan diri dan keluarga masing-masing.

Chen Huan adalah orang kepercayaan Yuan Shikai, pada 1915 Yuan Shikai meng-angkatnya sebagai panglima pasukan Sichuan, sebelum berangkat Chen Huan berpamitan dengan berlutut sujud sembilan kali, lalu berjalan dengan kedua lututnya untuk mencium ujung kaki Yuan Shikai dan berkata, “Jika tahun depan presiden tidak naik takhta menjadi kaisar, maka saya tidak akan kembali lagi.” Setahun kemudian, Chen Huan mengkhianati Yuan Shikai dan menjadi pahlawan pembela negara. Yang menyatakan kesetiaan secara high-profile, umumnya yang paling cepat berkhianat.

Saat menghadapi perubahan besar, para pejabat PKT yang hanya mementingkan keuntungan pribadi sebelumnya masih berteriak menyerukan kesetiaan mereka, setelah itu langsung kocar-kacir, atau balas menghantam. Inilah kondisi sebenarnya di kalangan birokrat PKT yang tengah dihadapi oleh Xi Jinping. (epochtimes/sud)

0 comments