Jumlah Kematian di India Melambung, Pemerintah Desak Warga Pakai Masker di Rumah

Kerabat melakukan ritual terakhir dari seorang korban yang meninggal karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi pada 26 April 2021. (Foto oleh MONEY SHARMA / AFP via Getty Images)

QIAO AN

Pihak berwewenang India pada Senin (25/4) melaporkan tambahan lebih dari 350.000 kasus baru yang terjadi berturut-turut dalam 5 hari terakhir, dengan jumlah kematian yang mencapai rekor tertinggi. Pihak berwenang terpaksa mendirikan krematorium darurat untuk menangani jenazah korban.

Dengan memburuknya situasi epidemi virus Komunis Tiongkok atau Covid 19, banyak rumah sakit di kota-kota India telah kewalahan dengan pasien yang terus berdatangan. Rumah sakit di Delhi terpaksa mengeluarkan pemberitahuan darurat untuk menolak pasien karena kehabisan tempat pembaringan dan persediaan oksigen.

Meningkatnya jumlah kematian yang drastis juga membuat krematorium tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan. Otoritas Delhi terpaksa membangun krematorium darurat untuk melakukan kremasi secara bersama-sama jenazah korban virus komunis Tiongkok.

Untuk mengekang penyebaran epidemi, petugas kesehatan mulai menyerukan kepada warga agar tetap menggunakan masker walau berada dalam rumah.

Dr. VK Paul, Petugas Kesehatan Senior India mengatakan, “Apa yang ingin saya katakan adalah bahwa sekarang sudah waktunya untuk memakai masker walau berada dalam rumah. Sebelumnya, kita baru memakai masker saat kita keluar rumah, tetapi karena wabah masih mengganas, jika ada anggota keluarga di rumah terinfeksi, maka kita harus memakai masker, ini yang sangat bermanfaat.”

Kantor Perdana Menteri India pada Senin 26 April mengumumkan bahwa semua personil medis militer yang telah pensiun dalam dua tahun terakhir akan dipanggil kembali untuk membantu penanggulangan epidemi. Personel medis dari angkatan darat dan angkatan laut juga akan dikerahkan ke rumah sakit setempat untuk memberikan bantuan.

Sejauh ini, 12 negara dan wilayah, termasuk Inggris, Kanada, dan Singapura telah membatasi masuknya penerbangan dari India.

Tetapi pada saat yang sama, banyak negara di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa juga telah menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan India. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan pada Minggu 25 April lalu bahwa Amerika Serikat akan segera mengirimkan bahan baku vaksin, peralatan medis dan alat pelindung ke India.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga akan mengirim 2.600 orang staf tambahan untuk mendukung India dan menyediakan materi pencegahan epidemi utama seperti oksigen, rumah sakit lapangan, dan peralatan laboratorium. (ET/sin/sun)

0 comments