Indonesia Masuki Era 5G dari Huawei, Namun Barat Mengkhawatirkan Teknologi Ini, Bagaimana dengan Indonesia?

Diagram skematis jaringan 5G. (ShutterStock)

Dirilis dari Kominfo, Indonesia akan segera memasuki era baru teknologi telekomunikasi modern 5G. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan, Kementerian Kominfo telah mengeluarkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) Layanan 5G kepada PT Telkomsel.

“Pada tanggal 21 Mei 2021 kemarin, Kementerian Kominfo melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Terbitnya SKLO untuk salah satu operator seluler ini menandai satu perkembangan signifikan (milestone) dalam upaya penggelaran teknologi 5G di Indonesia,” jelasnya dalam Konferensi Pers tentang Dimulainya Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler 5G Berbasis Teknologi IMT-2020 (International Mobile Telecommunications-2020) pada Pita Frekuensi 2300 MHz di Indonesia dari Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (24/05/2021) dikutip dari siaran pers Kominfo.

Menurut Menkominfo, penerbitan SKLO didasarkan pada pelaksanaan Uji Laik Operasi (ULO) pada tanggal 19-20 Mei 2021. Berdasarkan hasil ULO, PT Telkomsel dinyatakan “LAIK”. Menteri Johnny menjelaskan dalam tahapan ULO itu, Kementerian Kominfo melakukan pengujian teknis atas sarana dan prasarana PT Telkomsel untuk melakukan penggelaran jaringan 5G.

“Penerbitan SKLO menandakan kesuksesan persiapan PT Telkomsel untuk melakukan penggelaran jaringan 5G, yang khususnya akan dilakukan pada pita frekuensi 2.300 MHz atau 2,3 GHz, dengan lebar pita 30 MHz dalam rentang 2.300 MHz sampai dengan 2.330 MHz,” paparnya.

Tahapan ULO dan penerbitan SKLO ini dilaksanakan berdasarkan amanat Pasal 4 Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, yang merupakan peraturan turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar).

“Karenanya, berdasarkan peraturan tersebut, tahapan ULO dan kepemilikan SKLO adalah wajib bagi setiap Penyelenggara Telekomunikasi yang hendak melakukan perluasan jaringan akibat perubahan teknologi yang terjadi,” papar Menkominfo.

Menteri Johnny menyatakan, teknologi 5G termasuk ke dalam perubahan teknologi baru yang didasarkan pada spesifikasi International Mobile Telecommunication-2020 (IMT-2020) melalui penetapan oleh International Telecommunication Union (ITU).

“Seiring dengan penyerahan SKLO dari Kementerian Kominfo hari ini, PT Telkomsel akan menjadi Penyelenggara Telekomunikasi Jaringan 5G pertama di Indonesia,” ungkapnya.

Layanan 5G dari Telkomsel ini akan diluncurkan secara serentak pada 27 Mei 2021 dan selanjutnya akan dapat dinikmati secara terbatas dan bertahap di 6 lokasi residensial di wilayah Jabodetabek, serta di kota-kota lain seperti Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung.

Jaringan Super Cepat 5G Huawei Mengkhawatirkan Barat

Dirilis dari BBC, Huawei saat ini sedang berunding dengan banyak negara untuk memasok sistem jaringan super cepat generasi kelima, 5G.

Sistem ini begitu cepat sehingga ideal untuk dipakai ke produk seperti mobil swakemudi.

Jika infrastruktur 5G menggunakan produk Huawei, para pesaing mengklaim Huawei "bisa membaca pesan yang dikirim melalui jaringan atau bahkan mematikan jaringan, yang tentu akan menyebabkan gangguan serius".

Seruan ini terfokus ke kelompok yang biasa disebut "Lima Mata", yang terdiri atas Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Kelima negara tersebut memiliki kerja sama intelijen yang sangat erat dan berbagi informasi rahasia, sering kali secara elektronik.

Washington mengancam akan berhenti berbagi informasi rahasia jika jaringan di Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru menggunakan peralatan 5G buatan Huawei.

Badan intelijen AS mengancam tak akan lagi berbagi informasi dengan sekutu mereka.

Huawei, di berbagai kesempatan, menolak tuduhan melakukan mata-mata untuk otoritas Tiongkok.

Namun mereka yang mengkritik mengatakan undang-undang di Tiongkok tidak memungkinkan perusahaan bisa menolak permintaan pemerintah mendapatkan informasi intelijen.

Inggris Larang Pemasangan Komponen Baru Huawei 5G Setelah September 2021

Menurut media the Epochtimes, Pemerintah Inggris mengumumkan pada Senin 30 November tahun lalu bahwa setelah September 2021 mendatang, perusahaan British Telecom tidak akan diizinkan untuk memasang peralatan Huawei 5G baru. Ini adalah bagian dari rencana penghapusan peralatan Huawei untuk jaringan seluler berkecepatan tinggi.

Menurut Reuters, Inggris telah memerintahkan penghapusan semua peralatan Huawei dari jaringan 5G-nya pada akhir tahun 2027. Hal ini sesuai dengan pendapat para sekutu intelijen, termasuk Amerika Serikat, yang meyakini bahwa Huawei, raksasa telekomunikasi Tiongkok ini memiliki risiko keamanan.

Pemerintah Komunis Tiongkok menyatakan ketidakpuasannya dengan keputusan ini. Huawei, yang berkantor pusat di Tiongkok, mengatakan pekan lalu bahwa mereka kecewa karena Inggris ingin mengeluarkan Huawei dari rencana promosi 5G-nya.

Sebelumnya, Inggris memberlakukan undang-undang baru, jika perusahaan melanggar larangan tersebut, dapat didenda sebesar 100.000 pound atau setara 13.314 dolar Amerika Serikat.

Pernyataan yang dikeluarkan itu sebelum debat parlemen tentang undang-undang telekomunikasi baru dan merinci jadwal untuk pemindahan peralatan Huawei.

Menteri Digitalisasi, Kebudayaan, Media dan Olahraga, Inggris, Oliver Dowden, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Saya menetapkan jalur yang jelas untuk penghapusan total vendor berisiko tinggi dari jaringan 5G.”

Lebih jauh Oliver Dowden mengatakan, “Kami akan mengadopsi langkah-langkah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengidentifikasi dan melarang peralatan telekomunikasi yang menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional kami.”

Selain itu, pemerintah Inggris juga mengumumkan strategi baru untuk mendiversifikasi rantai pasokan 5G, termasuk investasi awal 250 juta poundsterling, dan bekerja sama dengan perusahaan NEC Jepang untuk uji coba, dan pendirian fasilitas penelitian baru.

Sebelumnya, Inggris sempat melarang pembelian peralatan baru Huawei 5G setelah akhir tahun 2020 ini. Pihak Inggris mengatakan bahwa keputusan pada Juli itu terkait dengan kekhawatiran bahwa sanksi Amerika Serikat pada teknologi chip dapat mempengaruhi jalur pasokan. (Kominfo/ET/asr/hui/sun)

Kominfo, BBC,Reuters dan Epochtimes berkontribusi dalam laporan ini.

0 comments