Menjelang Gempa Tiongkok, Monyet-monyet di Guiyang Turun Gunung dan Lari ke Area Pemukiman Warga

Pada 4 September 2022, sehari sebelum gempa bumi Sichuan, sekelompok besar monyet di Guiyang turun gunung dan masuk ke daerah pemukiman. Ketika gempa terjadi pada 5, September, panda raksasa di Chengdu juga melarikan diri ke luar untuk menghindari gempa. (Sintesis tangkapan layar video)


LUO TINGTING

Suatu hari sebelum gempa bumi di Kabupaten Luding, Sichuan, Tiongkok, sekelompok monyet di Taman Gunung Qianling, Guiyang, Guizhou, turun gunung. Mereka kemudian masuk ke area pemukiman. Orang-orang berseru: “Ini pertama kalinya saya melihat begitu banyak monyet masuk ke komunitas.”

Monyet Guiyang Turun Gunung Berkelompok, Warga: Pertama Kali Menyaksikannya

Sebuah video menunjukkan bahwa pada 4 September, sekelompok monyet di Taman Gunung Guiyang Qianling, turun secara kolektif dan memasuki area perumahan di bawah gunung dengan jalur kabel.

Banyak warga berdiri di jalan menonton. Beberapa warga mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah pertama kalinya mereka melihat begitu banyak monyet masuk ke dalam komunitas.

Warga berujar: “Dari atap, lihat banyak monyet, ya Tuhan, menakutkan, merangkak seperti laba-laba, menakutkan!”

Pada 5 September, seorang staf Biro Sumber Daya Alam Kabupaten Yunyan mengatakan kepada “Jimu News” bahwa karena epidemi baru-baru ini, taman ditutup dan tidak ada pengunjung. Hal demikian menjadi masalah, sehingga mereka berusaha mencari makanan dan memilih turun gunung.

Namun demikian, beberapa netizen mempertanyakan bahwa gempa di Sichuan menyebabkan tanah longsor dan tanah terbelah, dirasakan di provinsi dan kota tetangga, “Begitu banyak monyet tiba-tiba turun gunung untuk menghindari gempa, dan mungkin akan ada gempa berikutnya.”

Menurut laporan oleh China News Service Guizhou pada 5 September, pukul 12:52 pada hari yang sama, gempa berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi di Kabupaten Luding, Sichuan, dan gempa dirasakan di Zunyi, Bijie, Guiyang dan tempat-tempat lain di Guizhou. Setelah gempa, menurut mekanisme linkage darurat bencana gempa di Barat Daya Tiongkok, Administrasi Gempa Provinsi Guizhou segera meluncurkan tanggap darurat gempa.

Sejumlah Besar Kelelawar Muncul di Mianzhu, Sichuan

Sebelum gempa bumi besar, banyak hewan menunjukkan fenomena abnormal yang dianggap sebagai tanda peringatan. Pada hari yang sama ketika berkelompok monyet-monyet menuruni gunung di Guiyang, pada malam 4 September, sejumlah besar kelelawar muncul di langit Mianzhu, Sichuan. Mereka berputar-putar di langit malam dan pemandangannya mengerikan.


Keesokan harinya, gempa bumi berkekuatan 6,8 terjadi di Kabupaten Luding, Provinsi Sichuan. Netizen percaya bahwa munculnya kelelawar yang tidak normal adalah pertanda gempa bumi: “Hormati alam dan kehidupan, dan semuanya memiliki makna spiritualitas!”

Panda Raksasa Chengdu Lolos dari Gempa

Ketika gempa terjadi, panda raksasa, hewan langka yang unik di Sichuan, juga secara naluriah tahu untuk menghindari gempa.


Pada 5 September, di Pusat Konservasi dan Penelitian Panda Raksasa di pinggiran utara Chengdu, Sichuan, video pengawasan menangkap saat gempa terjadi, seekor panda raksasa dengan dua anaknya bergegas dari area dalam melarikan diri ke area luar.

Anak Anjing Takut Gempa dan Menggigil

Ada juga video yang menunjukkan bahwa ketika gempa terjadi, beberapa orang membawa anak anjing dan berlari ke ruang terbuka di lantai bawah untuk melarikan diri. Anak anjing itu juga takut akan gempa dan gemetar di pelukan pemiliknya.


Gempa bumi Sichuan menyebabkan terjadinya tanah longsor dan retakan tanah, mobil terlempar ke atas dan ke bawah. Gempa bumi di Kabupaten Luding, Sichuan adalah bencana yang serius.

Video yang diposting di internet menunjukkan bahwa ketika gempa terjadi, tanah longsor dan tanah retak, mengeluarkan suara menderu, bangunan runtuh, tanah berfluktuasi dan bergetar hebat. Mobil yang dikendarai terlempar ke atas dan ke bawah. Orang-orang berteriak ketakutan.

Warga Ingin Melarikan Diri Saat Gempa, Gerbang Diblokir

Penduduk di gedung-gedung tinggi bergegas turun dari rumah mereka. Akan tetapi karena pengendalian epidemi, gerbang komunitas diblokir dan orang-orang tidak dapat melarikan diri. Beberapa orang menendang gerbang besi hingga terbuka dengan marah. Beberapa petugas penanggulangan wabah menolak membuka pintu, mencegah warga mengungsi dan dimarahi warga.


Ada banyak bagian di Internet yang menggambarkan situasi tragis orang-orang selama gempa melanda.

  

Hingga 5 September malam, laporan resmi gempa menyebutkan gempa mengakibatkan 46 kematian dan 16 orang hilang. Saat ini, operasi penyelamatan masih terus berlangsung. (ET/hui/sun)



0 comments