Lonjakan Kematian Muda di Tiongkok: Wabah Covid-19 Diduga Belum Pernah Mereda
Tiongkok – Wabah Covid-19 di Tiongkok tampaknya belum benar-benar berakhir. Laporan dari berbagai provinsi menunjukkan lonjakan kematian mendadak, bahkan di kalangan usia muda dan paruh baya. Rumah sakit dan krematorium kini kewalahan, sementara otoritas lokal mulai mengizinkan penguburan langsung karena keterbatasan kapasitas kremasi.
Kematian Mendadak Meningkat di Kalangan Usia Produktif
Di Kota Huadian, Provinsi Jilin, seorang warga bernama Tuan Cao mengungkapkan bahwa banyak warga sekitar terkena demam, flu, muntah, dan diare. Bahkan beberapa temannya meninggal mendadak, termasuk pria berusia 44 dan 53 tahun yang meninggal dalam tidur serta seorang lagi berusia 40-an yang meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Banyak yang saya kenal meninggal mendadak. Ada yang stroke, ada juga yang pingsan saat bekerja lalu tak terselamatkan,” ujar Cao.
Efek Vaksinasi Domestik dan Lonjakan Penyakit Kardiovaskular
Menurut Cao, sejak banyak warga menerima vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, tekanan darah meningkat tajam dan banyak yang harus rutin minum obat penurun darah. Ia menyebut sedikitnya tujuh orang di sekitarnya terkena stroke dan beberapa menjalani operasi bypass jantung.
“Setelah vaksin, banyak yang meninggal. Kami benar-benar disakiti oleh Partai Komunis,” kata Cao.
Ia juga mengungkapkan bahwa krematorium menjadi bisnis paling sibuk saat ini, sementara pemerintah melarang penjualan perlengkapan sembahyang dan memaksa warga untuk memilih kremasi. Namun, karena kapasitas terbatas, banyak jenazah kini dikuburkan diam-diam di ladang oleh keluarga korban.
Warga Beijing: Gejala Covid Terus Menyebar di Sekolah dan Rumah
Warga Beijing dengan nama samaran Yang Zhi mengonfirmasi bahwa wabah belum pernah benar-benar berhenti. Gejala seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan masih merajalela, terutama di sekolah. Ia juga membenarkan bahwa di Cangzhou, Hebei — tempat asal ibunya — penguburan langsung telah diberlakukan sejak tahun lalu.
“Banyak anak tertular di sekolah. Di Hebei, kremasi sudah tidak sanggup, jadi jenazah langsung dikubur,” ujar Yang.
Warga Beijing dengan nama samaran Yang Zhi mengonfirmasi bahwa wabah belum pernah benar-benar berhenti. Gejala seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan masih merajalela, terutama di sekolah. Ia juga membenarkan bahwa di Cangzhou, Hebei — tempat asal ibunya — penguburan langsung telah diberlakukan sejak tahun lalu.
“Banyak anak tertular di sekolah. Di Hebei, kremasi sudah tidak sanggup, jadi jenazah langsung dikubur,” ujar Yang.
Falun Gong: Pandemi Ditujukan untuk PKT dan Pengikutnya
Pada Agustus 2023, Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan peringatan kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan orang-orang yang membela serta mengabdi padanya. Ia menyerukan agar masyarakat menyelamatkan diri dengan melakukan Tiga Pengunduran Diri dari PKT, Liga Pemuda, dan Pionir Muda.
Mantra Penyelamat Jiwa dan Kesaksian Warga
Cao juga membagikan pengalaman spiritualnya saat ditahan di pusat penahanan, ketika seorang nenek memberinya mantra penyelamat jiwa: "Falun Dafa Hao, Zhen-Shan-Ren Hao" (Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar adalah baik). Ia mengaku hidupnya berubah sejak rutin mengucapkan mantra tersebut.
Kesimpulan
Wabah Covid-19 di Tiongkok masih menyisakan banyak pertanyaan. Laporan lonjakan kematian muda, gejala Covid yang terus menyebar, serta tekanan pada sistem kesehatan menunjukkan bahwa pandemi belum benar-benar usai. Pemerintah, warga, dan komunitas spiritual seperti Falun Gong masing-masing memiliki pandangan berbeda terhadap krisis ini.
0 comments