China Bangun Replika Kawasan Istana Kepresidenan Taiwan di Gurun, Picu Ketegangan Baru
![]() |
The Truth Media — Sebuah laporan terbaru dari media Jepang mengungkap bahwa militer Tiongkok diam-diam membangun replika skala penuh dari kawasan Bo'ai di Taipei—lokasi gedung Istana Kepresidenan Taiwan—di gurun Alxa, wilayah Mongolia Dalam. Langkah ini diduga sebagai bagian dari latihan militer simulasi serangan ke Taiwan.
Replika Taipei di Gurun: Simulasi Serangan Istana Presiden Taiwan?
Rekaman satelit Google tahun lalu menunjukkan adanya permukiman yang menyerupai zona Bo'ai Taipei, lengkap dengan tata jalan yang identik. Kawasan ini merupakan lokasi strategis yang menaungi sejumlah lembaga pemerintahan penting Taiwan, termasuk Istana Kepresidenan.
Menurut para analis keamanan, replika ini kemungkinan besar digunakan untuk latihan serangan presisi atau operasi “pemenggalan kepala” (decapitation strike)—yaitu serangan langsung untuk melumpuhkan pusat pemerintahan Taiwan dalam skenario invasi.
Dr. Chung Chih-tung, peneliti di Institut Penelitian Keamanan Nasional Taiwan mengatakan: “Struktur jalan tersebut jelas mengarah ke Istana Presiden. Bisa jadi latihan untuk serangan pemenggalan kepala, latihan penembakan rudal presisi, atau bahkan bagian dari taktik perang psikologis terhadap publik Taiwan dan komunitas internasional.”
Pidato Presiden Lai Tak Singgung Tiongkok, Tapi Beijing Langsung Meradang
Pada hari yang sama, Presiden Taiwan Lai Ching-te menyampaikan pidato satu tahun masa jabatannya. Menariknya, ia tidak menyebut langsung isu hubungan lintas selat, namun menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan menolak ancaman dari pihak manapun.
Lai Ching-te: “Kami berkomitmen menjaga perdamaian. Justru agresorlah yang merusaknya. Taiwan siap berdialog dengan Tiongkok selama dalam kondisi kesetaraan dan saling menghormati.”
Pernyataan ini segera memicu reaksi keras dari pihak Beijing, yang bersamaan menggelar latihan militer amfibi di Laut Tiongkok Timur sebagai unjuk kekuatan.
Latihan Militer atau Gladi Resik Perang? AS dan Jepang Ikut Waspada
Jenderal Samuel Paparo, Komandan Komando Indo-Pasifik AS, menyatakan bahwa latihan berskala besar di sekitar Taiwan bukan sekadar simulasi, tapi gladi resik untuk skenario perang nyata. Jepang melalui Kepala Staf Angkatan Darat juga menyuarakan peringatan akan meningkatnya ancaman di Selat Taiwan.
Analis Militer Cheng Hao-chang: “Justru yang harus diwaspadai adalah operasi tersembunyi, bukan yang diperlihatkan secara terang-terangan. Penetrasi diam-diam itulah yang paling sulit dideteksi.”
Ancaman Serangan ke Pulau-Pulau Terluar Taiwan
Analis juga memperingatkan bahwa strategi Tiongkok bisa dimulai dari pendudukan pulau-pulau kecil milik Taiwan seperti Kinmen, Matsu, Taiping, dan Dongsha sebelum menyerang daratan utama.
Dr. Chung Chih-tung: “Menyerang pulau-pulau terluar adalah opsi yang lebih murah dan mudah dibanding menyerang Taiwan secara langsung. Ini bisa jadi langkah awal untuk menekan dan mengintimidasi Taiwan.”
Kesimpulan
Konstruksi replika kawasan Bo'ai di gurun Mongolia oleh militer Tiongkok menandai eskalasi simbolis dan strategis dari ambisi Beijing terhadap Taiwan. Sementara Presiden Taiwan menyerukan perdamaian, aksi provokatif dari Tiongkok justru menunjukkan kemungkinan peningkatan tekanan militer, yang kini menjadi sorotan global.
0 comments