Setelah Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran, Ancaman Terorisme di Dalam Negeri AS Meningkat
![]() |
CBP: Ribuan Warga Iran Masuk Secara Ilegal, Potensi Ancaman “Belum Pernah Terjadi Sebelumnya”
Washington D.C., 24 Juni 2025 – Serangan mendadak Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran yang dilancarkan oleh Presiden Donald Trump pada Sabtu lalu mengejutkan dunia internasional. Namun, dampak dari serangan tersebut tidak hanya terasa di Timur Tengah—otoritas AS kini memperingatkan potensi ancaman besar di dalam negeri.
Kepala Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP), Rodney Scott, dalam sebuah memo tertanggal 21 Juni memperingatkan bahwa ribuan warga negara Iran telah memasuki Amerika Serikat secara ilegal, dan kemungkinan masih banyak yang belum terdeteksi.
“Ancaman terorisme domestik berada pada level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Scott dalam memo yang pertama kali diperoleh NewsNation.
Data Menunjukkan 1.504 Warga Iran Ditangkap, 729 Dilepaskan
Menurut data CBP yang diperoleh Fox News, sepanjang tahun fiskal 2021 hingga 2024, terdapat 1.504 warga Iran yang ditangkap di perbatasan, di mana setidaknya 729 orang di antaranya dibebaskan dan kini berada di dalam negeri.
Meskipun belum ada ancaman spesifik, sistem Peringatan Terorisme Nasional (NTAS) pada Minggu juga mengeluarkan pengumuman resmi:
“Jika pemimpin Iran mengeluarkan fatwa yang menyerukan serangan balasan terhadap target di Amerika Serikat, maka kemungkinan serangan oleh ekstremis domestik bisa meningkat secara signifikan.”
AS Perketat Peringatan Perjalanan Global, Minta Warga Tetap Waspada
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan beberapa peringatan perjalanan global, khususnya ke wilayah Timur Tengah. Ketegangan antara Israel dan Iran disebut telah menyebabkan gangguan transportasi dan penutupan ruang udara secara berkala.
“Demonstrasi dapat terjadi kapan saja. Kami mendesak semua warga negara AS di luar negeri untuk meningkatkan kewaspadaan,” demikian bunyi pernyataan resmi.
Kongres Dukung Tindakan Trump, Tolak Pembatasan Wewenang Presiden
Di tengah kekhawatiran akan perang skala penuh, Ketua DPR AS, Mike Johnson menolak usulan pembatasan kewenangan Presiden Trump dalam melancarkan serangan militer terhadap Iran.
“Ini bukan saat yang tepat untuk memperdebatkan kewenangan perang,” kata Johnson kepada media, sambil menekankan bahwa Trump berhak bertindak sepihak demi mengatasi potensi ancaman nuklir Iran.
Senator dari South Dakota, Mike Rounds, juga menyatakan bahwa Presiden telah memberitahu Kongres dalam waktu 48 jam, sesuai dengan War Powers Resolution.
Kesimpulan
Serangan AS terhadap Iran telah membawa dampak yang lebih luas, tidak hanya memicu ketegangan geopolitik, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran atas potensi serangan balasan di dalam negeri Amerika Serikat. Ribuan warga Iran yang masuk secara ilegal menjadi sorotan, dan badan intelijen serta keamanan AS kini dalam kondisi siaga tinggi.
Meskipun belum ada bukti ancaman langsung, pemerintah terus memperkuat pertahanan nasional dan memperingatkan warga untuk tetap waspada, baik di dalam negeri maupun saat bepergian ke luar negeri, terutama ke wilayah Timur Tengah yang kini berada dalam kondisi genting.
0 comments