Rakyat Nepal Serbu Markas Partai Komunis, Perdana Menteri Diduga Kabur

 


Situasi politik Nepal semakin memanas. Ribuan rakyat menyerbu markas Partai Komunis, membakar gedung penting, hingga memaksa Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mundur dari jabatannya dan diduga melarikan diri dengan helikopter.


Krisis Politik Nepal Memuncak

Nepal kembali diguncang gelombang protes besar-besaran. Pada Selasa (9/9), ribuan demonstran menuding rezim Partai Komunis sebagai biang kerok korupsi, kemunduran ekonomi, dan represi kebebasan rakyat. Massa kemudian menyerbu kantor pusat Partai Komunis, menurunkan bendera palu-arit, dan merayakannya dengan sorak-sorai.

Situasi semakin kacau ketika gedung parlemen Nepal di Kathmandu dan kantor televisi Kantipur TV, yang dianggap sebagai corong propaganda Partai Komunis, terbakar dan dipenuhi asap hitam. Sejumlah kantor polisi serta rumah pejabat ikut diserang, bahkan kediaman mantan perdana menteri dilaporkan dibakar massa.


Bandara Ditutup, Perdana Menteri Mundur

Kondisi kian genting memaksa otoritas menutup bandara internasional Nepal. Perdana Menteri K.P. Sharma Oli pada hari yang sama mengumumkan pencabutan blokir media sosial dan menyatakan pengunduran dirinya. Laporan menyebutkan, Oli kemudian kabur menggunakan helikopter.

Seorang demonstran, Laxmi Panday, menyatakan kegembiraannya:

“Hari ini kami sangat bersemangat, rasanya kemenangan akhirnya datang. Kemarin seperti kiamat, hari ini penuh cahaya. Ini adalah kemenangan rakyat Nepal.”


Gelombang Anti-Komunis Semakin Kuat

Pengamat politik menilai peristiwa ini sebagai titik balik besar. Tang Hao, jurnalis senior, mengatakan:

“Rakyat Nepal bukan hanya bangkit melawan pemerintah Komunis, tetapi juga menghancurkan markas partai. Bahkan sejumlah anggota parlemen mengundurkan diri dari Partai Komunis. Ini tren penting yang patut diperhatikan.”

Sejak pemilu 2022, Partai Komunis Nepal (CPN-UML) menjadi salah satu partai terbesar di parlemen, namun dituding mengadopsi gaya pemerintahan otoriter ala Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pekan lalu, pemerintah memicu kemarahan generasi muda dengan memblokir sejumlah media sosial. Penindasan brutal aparat menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka.

Menurut analis Tang Jingyuan, kegagalan model pemerintahan tiruan ala PKT menjadi contoh nyata runtuhnya rezim otoriter:

“Nepal mengikuti pola korup dan represif ala PKT. Runtuhnya model ini adalah pelajaran penting.”


Dunia Menunggu Arah Baru Nepal

Peristiwa dramatis ini memunculkan pertanyaan besar: Apakah Nepal berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang PKT dan benar-benar menuju demokrasi? Dunia kini menanti perkembangan selanjutnya.


#Nepal #KrisisNepal #PartaiKomunisNepal #PerdanaMenteriOli #ProtesNepal #RakyatNepal #AntiKomunis #KebebasanNepal #BeritaInternasional #NepalHariIni

0 comments