Diplomat PKT Ancam “Penggal” PM Jepang — Dunia Terkejut, Jepang Bersatu Mengecam
Ulah Konsul Jenderal Tiongkok di Osaka yang mengancam “memenggal” Perdana Menteri Jepang, Takaiichi Sanae, memicu kehebohan internasional. Jepang menuntut pengusiran diplomat tersebut, sementara PKT justru meningkatkan ancaman.
Ancaman Diplomat PKT Picu Guncangan Politik Jepang
Pada 8 November, Konsul Jenderal Tiongkok di Osaka, Xue Jian, memicu kontroversi besar setelah menulis ancaman brutal di platform X, menyebut bahwa “leher kotor yang menjulur ke tempat yang tidak seharusnya harus dipenggal.”
Ungkapan itu ditujukan kepada Perdana Menteri Jepang, Takaiichi Sanae, sebagai respons atas pernyataan sang PM bahwa “jika Taiwan diserang, hal itu dapat menjadi krisis eksistensial bagi Jepang.”
Meskipun unggahan itu cepat dihapus, dampaknya telanjur meluas, mengguncang politik Jepang dan memicu protes keras di dalam negeri.
Jepang Mengajukan Protes Resmi
Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, mengecam keras:
“Sebagai kepala lembaga diplomatik di luar negeri, ucapannya sungguh tidak pantas. Kami telah menyampaikan protes resmi kepada Beijing dan meminta agar unggahan itu dihapus.”
Reaksi Internasional: Amerika & Taiwan Ikut Mengecam
- Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, menulis: “Topengnya kembali terlepas,” menyebut ancaman itu berbahaya bagi PM Jepang dan rakyat Jepang.
- Kantor Kepresidenan Taiwan menyatakan ancaman tersebut melampaui batas diplomatik dan harus ditangani secara serius.
PM Takaiichi Sanae Tegaskan Sikapnya Soal Taiwan
Meski ditekan, Perdana Menteri tetap pada pendiriannya.
“Yang saya sampaikan adalah penjelasan mengenai berbagai skenario soal Selat Taiwan. Saya tidak berniat menarik atau mengubah pernyataan itu.”
Seruan Mengusir Diplomat Tiongkok
Ancaman Xue memicu kemarahan publik Jepang. Warga menyebutnya sebagai “pengumuman niat membunuh”.
Beberapa anggota parlemen, seperti Kohei Watanabe dan Jin Matsubara, mendesak pemerintah:
“Tetapkan Xue Jian sebagai persona non grata sesuai Konvensi Wina, dan usir dari Jepang.”
Analis: Ini Bukan Sekadar Diplomasi Agresif — Ini Teror Politik
Penulis Kanada keturunan Tiongkok, Sheng Xue, mengatakan:
“Ini ancaman pembunuhan. Di negara demokratis, orang bisa langsung dilaporkan ke polisi. Dalam diplomasi sekalipun, harus ada etika.”
Ia menyebut perilaku Xue bagian dari “diplomasi teror” yang diekspor PKT ke dunia.
Xue Kembali Mengancam, PKT Justru Meningkatkan Nada Ancaman
Walaupun menghapus unggahan pertama, Xue lalu membuat serangkaian posting agresif lain, termasuk menyebut bahwa “Taiwan adalah urusan Jepang, jalan menuju kehancuran bagi politisi bodoh,” sambil mengunggah foto kapal perang Tiongkok.
Mantan pengacara Beijing dan Ketua Aliansi Demokratik Kanada, Lai Jianping, menilai:
“Ini ancaman terhadap perdamaian dunia. Justru membuat negara-negara lain semakin kompak menghadapi ambisi PKT.”
PKT: Salahkan Jepang atau “Tanggung Akibatnya”
Pada 10 November, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut unggahan itu hanya “pendapat pribadi” Xue—tanpa penjelasan soal sanksi atau tindakan.
Namun pada 13 November, juru bicara Lin Jian justru menambah tekanan:
“Jepang harus segera menarik dan memperbaiki ucapan buruknya, jika tidak, seluruh konsekuensi ditanggung Jepang.”
Pernyataan itu kembali mengejutkan komunitas internasional.
Sikap Amerika Serikat Soal Situasi Ini
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Nikkei:
“AS berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, menolak perubahan status quo secara sepihak, dan mendorong dialog damai tanpa ancaman.”
Kesimpulan
Ancaman vulgar Xue Jian terhadap PM Jepang membuka wajah diplomasi agresif PKT yang makin terang-terangan. Alih-alih meredakan ketegangan, Beijing justru meningkatkan retorika ancaman.
Peristiwa ini bukan hanya memicu reaksi keras Jepang dan sekutunya, tetapi juga memperkuat konsensus internasional untuk bersatu menghadapi tekanan dan intimidasi Beijing.
#Jepang #Cina #PKT #XueJian #TakaiichiSanae #DiplomasiAgresif #Taiwan #KeamananAsiaPasifik #BeritaGlobal #Globalnews

0 comments