Kebakaran Besar Hong Kong: Media Partai Dinilai “Mengalihkan Isu” dan Mengaburkan Masalah Sistemik


Kebakaran besar di Hong Kong pada akhir November menelan korban jiwa lebih dari seratus orang. Namun alih-alih membahas akar persoalan sistemik, media resmi Tiongkok justru dinilai mencoba "mengalihkan perhatian" publik dengan menyalahkan struktur bambu bangunan. Artikel ini membahas kontroversi tersebut serta perkembangan terbaru mengenai kejatuhan harga properti di Tiongkok.

Kebakaran Besar Hong Kong Picu Kontroversi Narasi Media

Kebakaran tingkat 5 yang terjadi di Hong Kong, Tuen Mun – Hong Fuk Court (宏福苑) pada 26 November telah menimbulkan tragedi besar. Hingga 1 Desember pukul 16.00, polisi Hong Kong melaporkan:

  • 151 orang meninggal
  • Lebih dari 30 orang masih hilang
  • Banyak korban ditemukan dalam kondisi hangus hingga menjadi abu
  • Sisi dalam sejumlah unit apartemen hangus total dan bangunan tampak porak poranda

Di tengah duka mendalam ini, kontroversi menyangkut pemberitaan media resmi Tiongkok ikut mencuat.


Media Partai Disebut Mencoba “Mengalihkan Isu”

Media pemerintah seperti CCTV dan Xinhua menyoroti perancah bambu (竹棚) sebagai penyebab meluasnya api. Narasi tersebut kemudian menyebar di berbagai platform internet Tiongkok, disertai kritik bahwa Hong Kong dianggap “terbelakang” karena tidak menggunakan perancah metal.

Namun para pengamat menilai fokus terhadap bambu hanyalah “pengalihan isu” (帶風向), yang bertujuan mengaburkan masalah sebenarnya—yaitu potensi kesalahan kebijakan, pengawasan keselamatan, dan tata kelola perumahan.

Laporan The Ta Kung Pao Mendadak Menghilang

Media pro-Beijing Ta Kung Pao sempat menerbitkan laporan investigasi berjudul “Mengungkap Skandal di Balik Perancah Perbaikan”, yang mengangkat isu:

  • Biaya perawatan gedung
  • Dugaan kolusi tender
  • Aliran keuntungan yang tidak transparan

Namun artikel tersebut dihapus hanya satu hari setelah terbit, memunculkan spekulasi bahwa laporan itu diterbitkan sekadar untuk “menenangkan publik”, lalu ditarik agar tidak memperluas kritik terhadap sistem.


Pemerintah Hong Kong Ubah Pernyataan Soal Perancah Bambu

Pemerintah Hong Kong juga terlihat tidak konsisten:

  • Awalnya menyatakan struktur bambu memenuhi standar tahan api
  • Namun pada 1 Desember, pemerintah mengaku dari 20 sampel jaring perancah, 7 tidak memenuhi standar

Ketidakkonsistenan ini memperkuat dugaan bahwa perhatian publik sedang diarahkan ke isu teknis, bukan pada masalah tata kelola dan kecerobohan sistemik yang lebih serius.


Harga Properti Tiongkok Anjlok: 43 Bulan Berturut-turut Memerah

Di tengah kontroversi kebakaran Hong Kong, perkembangan ekonomi Tiongkok juga terus menurun, khususnya sektor properti.

Pada 1 Desember, China Index Academy merilis laporan terbaru:

  • Harga rumah bekas di 100 kota turun selama 43 bulan berturut-turut
  • Penurunan bulan ke bulan: −0.94% (lebih besar 0.1 poin dari bulan sebelumnya)
  • Penurunan tahun ke tahun: −7.95%
  • Harga rata-rata kini sebesar 13.143 yuan per meter persegi

Sementara itu, rata-rata harga sewa di 50 kota besar juga terus melemah:

  • −0.60% bulan ke bulan
  • −3.57% tahun ke tahun

Kondisi ini memperlihatkan bahwa pasar properti Tiongkok belum menemukan titik balik dan tekanan ekonomi terus meningkat.


Kesimpulan

Kebakaran besar di Hong Kong tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memicu perdebatan mengenai transparansi informasi, keselamatan bangunan, serta upaya media pemerintah dalam membentuk opini publik. Sementara itu, anjloknya harga properti di Tiongkok menunjukkan tantangan ekonomi yang semakin berat.

Isu-isu ini memperlihatkan tekanan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi secara simultan, yang dapat memberi dampak jangka panjang bagi Hong Kong maupun Tiongkok secara keseluruhan.


0 comments