Jack Ma Bisa “Dihabisi” Lantaran Mengata-Ngatai Xi Jinping

Presiden Microsoft dan Jack Ma menyambut Xi Jinping di Redmond, Washington pada 23 September 2015. Saat itu, Xi Jinping membahas serangkaian masalah dengan para CEO perusahaan Sino-AS. (Ted S. Warren-Pool / Getty Images)

LI YUN

Belakangan ini, Jack Ma telah dijadikan sebagai target rektifikasi oleh komunis Tiongkok. Pada awal bulan November lalu, perusahaan terkait Alibaba, Ant Financial telah “didengar keterangannya” oleh lembaga regulator keuangan komunis Tiongkok.

Rencana Ant Group untuk go public juga minta ditangguhkan. Menjelang “Hari Festival Belanja Online” (Ganda 11, yakni 11 November), Taobao.com milik Alibaba secara intensif diserang oleh media resmi dengan menghembuskan isu “barang palsu”.

Pada 10 Desember 2020, pihak berwenang memerintahkan penangguhan terhadap proyek perencanaan pendidikan bagi kelompok pengusaha kaya di Hupan University cabang Kota Kunming yang didirikan oleh Jack Ma.

Pada 14 Desember 2020, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar Tiongkok menjatuhkan hukuman kepada Alibaba Group atas kasus akuisisi perusahaan berdasarkan Undang-Undang Anti-Monopoli.

Pada 18 Desember 2020 semua produk simpanan yang ditawarkan platform Ant Finance di Internet telah diblokir tanpa peringatan terlebih dahulu.

24 Desember 2020 bahkan menjadi hari yang lebih buruk bagi Alibaba Group karena Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar telah mengajukan Alibaba ke meja hijau atas “Pilih satu diantara dua” yang dianggap sebagai perilaku monopoli.

Pada hari yang sama, Ant Group juga 2 kali diminta datang ke kantor pihak berwenang untuk “didengar keterangannya”.

Berita-berita kurang sedap ini telah membuat harga saham Alibaba anjlok. Pada pembukaan pasar di bursa saham Amerika Serikat pada 24 Desember 2020, harga saham Alibaba langsung turun, dan ditutup pada level anjlok melebihi 15%. Itu membuat nilai pasarnya menguap sebanyak lebih dari UD. 110 miliar.

Analis riset industri Bloomberg Ling Weisheng mengatakan bahwa pihak berwenang Tiongkok yang saat ini sedang melakukan investigasi terhadap Alibaba Group, sebenarnya adalah indikasi berupa Beijing telah “mengubah arah tiupan angin”. Dengan demikian dikhawatirkan bisnis Alibaba selanjutnya akan menghadapi hambatan jangka panjang.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan Jack Ma mengalami tekanan kuat dari rezim penguasa. Salah satunya faktornya adalah akibat Jack Ma mengkritik pihak berwenang dalam forum pertemuan di Bund Summit pada 24 Oktober 2020.

Faktor lain adalah bahwa Jack Ma terlibat dalam perebutan kekuasaan tingkat tinggi, dan faksi Jiang yang berada di belakang Ant Grup membuat Pemimpin Tiongkok, Xi Jinping takut rezimnya terancam jika perusahaan swasta dengan modal dan pengaruh, dibiarkan terus berkembang.
Jack Ma mungkin bingung, siapa sebenarnya yang ia sakiti ? (foto gabungan)

Ada yang membocorkan soal Jack Ma mengata-ngatai Xi Jinping

Ada faktor penyebab lainnya yang menyebutkan bahwa petaka Jack Ma akibat ada yang membocorkan kepada pihak berenang soal Jack Ma mengata-ngatai Xi Jinping dengan sebutan, “binatang”.

Frank Tian Xie, profesor di Aiken School of Business University of South Carolina, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa, menurut sumber dari dalam lingkungan Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping marah besar gegara Jack Ma mengata-ngatai Xi Jinping “binatang” dan ada yang meneruskan ke Xi Jinping.

Frank Tian Xie percaya bahwa itu adalah alasan yang paling dimungkinkan, karena tindakan komunis Tiongkok itu dilakukan secara tiba-tiba. Dari kejadian ini kita pun melihat bahwa rezim komunis Tiongkok dapat berbuat seenaknya tanpa perlu mematuhi hukum yang berlaku. Hanya karena sepatah kata yang menyinggung perasaan pemimpin partai atau merendahkan reputasinya, mereka dapat melakukan serangan dengan segala cara.

Sebelum kejadian Jack Ma ini, kasus Ren Zhiqiang, seorang dari generasi merah kedua yang menjadi taipan real estate Tiongkok telah dijatuhi hukuman berat yakni selama 18 tahun dengan alasan korupsi dan gegara mengata-ngatai Xi Jinping “badut”.
Jack Ma terpaksa merelakan hartanya terbang jika tidak ingin bernasib lebih buruk. (foto gabungan)

Masih ingat Bo Xilai, mantan anggota Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan sekretaris Komite Partai Kota Chongqing, juga pernah mengata-ngatai Xi Jinping sebagai “Liu Adou”.

Liu Adou adalah nama kecil Liu Shan yang menjadi raja Kerajaan Shu setelah kematian ayahnya Liu Bei, Liu Adou yang bodoh dan tidak kompeten pada awalnya masih dapat mengatasi masalah besar di kerajaannya karena bantuan orang-orang berbakat seperti Zhuge Liang. Namun setelah kematian orang-orang bijak ini Kerajaan Shu dengan cepat dihancurkan oleh Negara Wei, dan Liu Adou pun menyerah dan ditangkap.

Menurut laporan media Hongkong, pada tahun 1990-an, Bo Xilai yang menjabat sebagai Walikota Dalian memandang rendah Hu Jintao, presiden Tiongkok dan Perdana Menteri Wen Jiabao. Bo Xilai mengata-ngatai mereka hanya sebagai budak penjaga tanah air bagi generasi merah kedua.

Pada saat yang sama, Bo Xilai juga memandang rendah Xi Jinping, meskipun ia juga merupakan generasi merah kedua, Bo Xilai beranggapan bahwa Xi Jinping tidak memiliki kemampuan untuk mendominasi dan sulit bisa diharapkan untuk berurusan dengan semua jenis budak di masa depan.

Menurut laporan, setelah insiden Wang Lijun meminta perlindungan ke konsulat Amerika Serikat di Chongqing pada bulan Februari 2012, Wang Lijun kemudian membuka rahasia rekaman suara Bo Xilai menghina Hu Jintao dan Wen Jiabao, juga termasuk Bo Xilai yang menghina Xi Jinping.

Bo Xilai menyebut Hu Jintao sebagai “Han Xiandi” yang artinya yang manja dan hanya bertindak sebagai boneka. Menyebut Jiang Zemin adalah “Janda Permaisuri Cixi” yakni mengendalikan pemerintahan dari balik tirai, dan mengata-ngatai Xi Jinping sebagai pejabat mirip “Liu Adou”.

Beberapa netizen berpendapat bahwa kata-kata “binatang” itu bahkan lebih “sadis” ketimbang “Liu Adou”-nya Bo Xilai. Netizen percaya bahwa Jack Ma kali ini benar-benar akan menemui masalah besar.

Media ‘Wall Street Journal’ melaporkan bahwa Jack Ma sudah tidak muncul di depan umum sejak dia mengkritik Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar Tiongkok pada 24 Oktober, dan wartawan juga tidak berhasil menghubunginya.

Ekonom dengan nama samaran ‘Caijing Lengyan’ mengatakan, “Hal terbaik bagi Jack Ma adalah menyerahkan asetnya kepada pemerintah dengan imbalan keselamatan pribadi, tetapi pada dasarnya jalan itu sudah buntu saat ini. Kelihatannya komunis Tiongkok sudah bertekad untuk merebutnya. Jika demikian, maka Jack Ma hanya akan menghadapi dua kemungkinan. yang satu adalah masuk penjara, seperti Wu Xiaohui. Dan yang lainnya adalah kematian misterius. Kasus seperti itu sudah banyak terjadi.” (et/sin/sun)

0 comments