Jenderal AS: Perang AS–Tiongkok Bisa Terjadi Paling Cepat Tahun 2025

Pada 17 September 2022, anggota Korps Marinir AS yang berada dalam kendaraan lapis baja sedang melaju menuju kapal perang yang berlabuh di pelabuhan Polandia. (Omar Marques/ Getty Images)


LUO TINGTING

Seorang jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat memperingatkan bahwa tahun depan baik AS maupun Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden, yang situasinya dapat dimanfaatkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk melancarkan perang agresi terhadap Taiwan. Ia juga menyebutkan bahwa konflik militer karena isu Taiwan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok dapat pecah paling cepat pada tahun 2025. Oleh karena itu, ia mendesak militer AS untuk memasuki keadaan siap tempur mulai tahun ini.

Jenderal Mike Minihan, Kepala Komando Mobilitas Angkatan Udara AS mengeluarkan peringatan dalam dokumen internal yang mendesak pasukan AS untuk bersiap menghadapi perang.

Dia mengatakan bahwa tujuan utama militer AS seharusnya adalah untuk menghalangi demi “mengalahkan” Tiongkok di saat perlu. Dokumen yang beredar di media sosial pada Jumat (27 Januari) itu kemudian dikonfirmasi oleh Pentagon sebagai dokumen asli.

“Saya harap saya yang salah, tetapi firasat saya mengatakan bahwa kita (AS dan Tiongkok) akan berperang pada tahun 2025,” kata Jenderal Mike Minihan.

Dia menjelaskan bahwa pemilihan presiden Taiwan tahun depan akan menjadi alasan bagi pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping untuk melakukan agresi militer, sementara Amerika Serikat juga akan terganggu oleh kampanye presiden. “Tim, alasan, dan peluang Xi Jinping semuanya selaras dengan tahun 2025,” katanya.

Dia meminta pasukan AS untuk melakukan pelatihan tempur, termasuk latihan menembak, untuk “menembak” ke sasaran terutama “menargetkan kepala sebagai sasaran” untuk mencapai kesiapan tempur maksimum tahun ini.

Pada 27 Januari, juru bicara Pentagon, Patrick Ryder menanggapi peringatan Jenderal Minihan, dengan mengatakan bahwa Strategi Pertahanan Nasional AS dengan jelas menyatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok merupakan tantangan konstan bagi Kementerian Pertahanan AS. Dan, para pejabat AS sedang bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk melestarikan kawasan Indo-Pasifik yang damai, bebas, dan terbuka.

Pada Januari ini, pemerintah AS dan Jepang telah mengumumkan bahwa satu unit Marinir yang berbasis di Okinawa akan diubah menjadi pasukan yang berkekuatan menjelajahi pulau di wilayah tersebut dan mampu menembakkan rudal jarak jauh ke pihak musuh.

Pada 26 Januari, Korps Marinir AS mengadakan upacara peresmian Pangkalan Korps Marinir Camp Blaze di Guam. Ini adalah pangkalan Korps Marinir baru pertama yang didirikan Amerika Serikat sejak 1952. Saat ini, pangkalan tersebut masih dalam tahap konstruksi.

Korps Marinir Camp Blaze direncanakan dapat menampung sekitar 5.000 orang Marinir AS. Saat ini, kurang dari 100 orang marinir AS yang ditempatkan di pangkalan tersebut. Sementara sebagian besar sisanya diharapkan akan tiba pada bulan Desember 2024.

Jarak pangkalan Guam dengan Jepang dan Taiwan hampir sama. Jika terjadi konflik militer antara Amerika Serikat – Tiongkok di Selat Taiwan, Korps Marinir ini akan menjadi salah satu pasukan darat pertama yang merespons.

Pada hari upacara pembukaan pangkalan baru di Guam, Komandan Korps Marinir Jenderal David Berger menyampaikan pesan lewat Twitter yang berbunyi: Kami tidak ingin berperang demi perang. Kami hanya ingin bersiap sehingga jika ada konflik, pasukan siaga (stand-in forces) sudah berada di garis depan. (ET/sin/sun)


0 comments