Pemimpin Gerakan Mahasiswa 4 Juni 1989: Guru Li Hongzhi Membeberkan Kebenaran demi Penyelamatan Umat Manusia

Salah satu pemimpin mahasiswa 4 Juni 1989, Zhao Xin, mengagumi para praktisi Falun Gong atas perlawanan mereka yang damai dan rasional terhadap penganiayaan. (Zhou Rong / The Epoch Times)


Baru-baru ini Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa atau Falun Gong menerbitkan sebuah artikel berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia” yang menimbulkan reaksi besar di masyarakat. Zhao Xin, seorang aktivis hak asasi manusia Tiongkok yang terkenal mengaku bahwa dirinya tercerahkan setelah membaca artikel tersebut. Ia mengatakan bahwa karya yang menggemparkan dunia ini telah mengungkapkan mengenai kebenaran alam semesta dengan maksud untuk menyelamatkan umat manusia pada akhir zaman ini, karena itu ia mengharapkan setiap orang dapat mempelajari artikel ini dengan sikap mencari kebenaran dan dengan kerendahan hati

NTD/Epochtimes.com

Pada 20 Januari, Guru Li Hongzhi menerbitkan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”. Zhao Xin, seorang aktivis HAM Tiongkok sangat terkesan setelah membacanya.

“Saat itu, mata saya langsung terang, dan saya merasa (artikel tersebut) mengandung wawasan yang sangat luas,” katanya.

Artikel tersebut telah menjawab pertanyaan pamungkas tentang manusia dan alam semesta yang telah berada di akhir zaman. Zhao Xin mengaku telah 3 kali membacanya dan merasa kagum.

Zhao Xin mengatakan: “(Artikel tersebut) telah memberikan pandangan yang melampaui batasan pemikiran tradisional Tiongkok terkait masalah umat manusia dan alam semesta di akhir zaman, bahkan juga melampaui pandangan para pemuka agama dalam dan luar negeri, biksu terkemuka, kebajikan agung Tiongkok kuno dan modern. Guru Li telah secara gamblang memberikan jawaban terhadap pertanyaan pamungkas baik tentang umat manusia juga alam semesta di akhir zaman.”

Zhao Xin mengatakan bahwa artikel ini juga melampaui konsep agama seperti Buddhisme, dan mengungkapkan prinsip Sang Pencipta, mengungkapkan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki kehidupan yang pasti menjalani keempat tahapan proses panjang yaitu Terbentuk, Bertahan, Rusak, dan Musnah.

Mengapa ada umat manusia? Mengapa manusia hidup? Guru Li Hongzhi telah mengajukan jawaban yang sangat bagus, yaitu melalui semacam penyempurnaan dan kultivasi untuk meningkatkan status alam kesadaran, yang pada saat alam memasuki proses rusak dan musnah, Sang Pencipta akan membawa orang-orang yang memperoleh jalan kebenaran dan dapat disucikan ke alam semesta ciptaan baru untuk hidup selamanya di sana. Saya pikir ini adalah konsep yang sangat indah,” kata Zhao Xin.

Dunia saat ini penuh dengan ketidaktahuan dan kesombongan, dan ada banyak orang yang menjadi ateis, tidak percaya kepada Tuhan, bahkan kaum materialisme lebih percaya bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari kera.

“Jika manusia dapat berevolusi dari monyet (setelah) jutaan tahun menjadi manusia dengan kecerdasan tinggi dan IQ tinggi, lalu mengapa kehidupan seluruh alam semesta dan berbagai benda langit merupakan proses milyaran, puluhan milyar, ratusan miliar, atau bahkan lebih lama? Lalu mengapa manusia tidak bisa lahir di luar imajinasi manusia, dan manusia bisa disebut dewa?”

Zhao Xin mengatakan bahwa artikel Guru Li Hongzhi ini memiliki kemampuan pencerahan bagi umat manusia. Artikel tersebut mengungkapkan kebenaran alam semesta demi menyelamatkan manusia. Jadi setiap orang harus memahami dan mempelajarinya dengan sikap rendah hati dan dengan maksud mencari kebenaran.

Zhao Xin mengatakan: “Sesungguhnya (artikel tersebut) sedang mengingatkan manusia bagaimana untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan terakhir, bergegaslah untuk kembali kepada Tuhan Sang Pencipta Alam”. “Manusia akan musnah bila terus demikian. Guru Li Hongzhi telah membeberkan kepada dunia tentang kebenaran alam semesta, kebenaran umat manusia, dan kebenaran pamungkas di akhir zaman ini. Saya percaya bahwa artikel ini dapat difungsikan sebagai peringatan selain juga memberikan pencerahan yang luar biasa kepada dunia ini, yang tentunya bermanfaat bagi setiap manusia. Karena itu, (manusia) harus mempelajarinya, dan mau dengan kerendahan hati untuk menggali kebenaran yang ada.”

Zhao Xin adalah salah seorang pemimpin gerakan mahasiswa 4 Juni 1989, yang sejak saat itu secara aktif mengadvokasi dan mempraktikkan gerakan hak-hak sipil di Tiongkok. Dia berkali-kali dipenjara dan dipukuli sampai nyawanya dalam bahaya. Pada tahun 2016, Zhao Xin pindah ke Amerika Serikat dan menjadi salah satu pemimpin gerakan demokrasi luar negeri.

Sebagai seorang Kristen, Zhao Xin sangat percaya kepada Tuhan. Dia menyadari bahwa jika tidak ada Tuhan, dunia hanya akan memiliki hukum rimba di mana yang lemah akan dimangsa oleh yang kuat, pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi sehingga hidup tidak berarti. Namun sayangnya, banyak orang di dunia sekarang ini tidak percaya kepada Tuhan, bahkan menertawakan mereka yang beriman.

“Bagi kami secara individu, kognisi tentang hidup manusia terbatas, usia hidup di dunia terbatas, dan pengetahuan setiap orang juga terbatas. Jadi jika Anda dalam kondisi tidak mengerti, saya pikir kita wajib untuk coba mempelajari, mencari tahu tentang kebenaran dengan kerendahan hati.”

Zhao Xin mengatakan bahwa yang paling menyedihkan adalah manusia semakin berpaling dari Tuhan dengan kian berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama Partai Komunis yang terus melakukan penyerangan terhadap budaya dan kepercayaan tradisional yang mengajarkan orang untuk selalu berbuat baik. Mereka itu murni adalah organisasi jahat, iblis. Zhao Xin percaya bahwa virus Partai Komunis Tiongkok (COVID-19) yang muncul dari laboratorium PKT akhirnya berubah menjadi kobaran api epidemi yang membesar kemudian membakar dirinya.

“Dapat dikatakan bahwa adalah kuasa Tuhan untuk menghukum orang-orang yang bertindak jahat. Saya pikir semua itu beralasan. Serangan virus juga beralasan. Virus akhirnya mentargetkan Partai Komunis serta orang-orang jahat yang kerasukan setan.”

Baru-baru ini, gelombang baru epidemi telah menyebar dengan cepat di daratan Tiongkok, sehingga jumlah warga yang infeksi serta kematian terus meroket. Informasi publik mengungkapkan bahwa ada sejumlah besar pakar, cendekiawan, dan selebritas pro-PKT yang menemui ajal setelah terinfeksi virus COVID-19. (ET/sin/sun)


0 comments