Pertemuan NATO di Turki: Sekjen Peringatkan Ancaman PKT Meningkat, Dorong Kenaikan Anggaran Militer
![]() |
The Truth Media — Dalam konferensi tingkat menteri luar negeri NATO yang digelar di Antalya, Turki, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte menekankan urgensi peningkatan belanja pertahanan bagi negara-negara anggota. Fokus utama pertemuan ini adalah mengantisipasi ancaman dari Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok/PKT) dan memperkuat pertahanan menghadapi potensi konflik global, termasuk di Indo-Pasifik.
Tiongkok Dinilai Sebagai Ancaman Global yang Semakin NyataDalam pidatonya, Rutte menggarisbawahi bahwa PKT terus memperluas kekuatan militernya secara agresif, termasuk rencana memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada akhir abad ini. Ia menyebut ekspansi ini sebagai ancaman signifikan terhadap stabilitas global.
“Kita menghadapi kenyataan baru. Tiongkok bukan hanya tantangan ekonomi, tetapi juga tantangan keamanan global,” ujar Rutte.
NATO melihat adanya pergeseran strategi Amerika Serikat yang kini memfokuskan lebih banyak perhatian ke kawasan Indo-Pasifik sebagai respons terhadap pengaruh militer dan geopolitik PKT yang kian meluas.
Negara-Negara NATO Diminta Naikkan Anggaran Pertahanan
Amerika Serikat menyerukan agar anggota NATO meningkatkan anggaran pertahanan hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 7 tahun ke depan — jauh di atas target saat ini sebesar 2%.
Rutte menyebutkan bahwa sebagian besar negara anggota telah mencapai target 2% tersebut, namun menegaskan bahwa jumlah tersebut tidak lagi mencukupi untuk menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks.
Ukraina dan Ketegangan di Eropa Timur Masih Jadi Fokus
Selain ancaman dari Tiongkok, situasi di Ukraina juga menjadi topik utama. Rutte menyatakan bahwa Ukraina kini siap untuk memulai perundingan damai, namun bola ada di tangan Rusia.
Ia juga berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Trump dan Menlu Marco Rubio atas dukungan kuat terhadap perdamaian di Eropa Timur.
AS Perkuat Pertahanan di Asia: Korea Selatan Dianggap "Kapal Induk" di Dekat Tiongkok
Dalam forum militer di Hawaii, Jenderal Paul Brunsen, komandan pasukan AS di Korea Selatan, menyebut keberadaan militer AS di semenanjung Korea sebagai benteng utama untuk menahan agresi Beijing. Ia menggambarkan posisi strategis Korea Selatan seperti kapal induk raksasa yang "berlabuh" di antara Tiongkok dan Jepang.
“Korea Selatan, dari pandangan satelit di malam hari, tampak seperti pulau mandiri — atau bahkan kapal induk tetap — yang siap menjaga stabilitas Indo-Pasifik.”
Saat ini, lebih dari 28.500 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan, mayoritas di pangkalan Camp Humphreys, sekitar 64 km selatan Seoul. Meskipun tujuan utama mereka adalah menahan ancaman Korea Utara, keberadaan pasukan ini juga menciptakan efek jera terhadap Tiongkok.
Kesimpulan
Pertemuan NATO di Turki menggarisbawahi perubahan besar dalam lanskap keamanan global. Dengan ancaman yang datang dari Rusia dan meningkatnya kekuatan militer Tiongkok, NATO kini didesak untuk berinvestasi lebih besar di bidang pertahanan. Sementara itu, kawasan Indo-Pasifik — terutama Semenanjung Korea — menjadi kunci strategi Amerika dalam menghalau pengaruh Tiongkok di Asia.
0 comments