Rezim Beijing Kumpulkan Sampel Darah Pria Secara Massal — Diduga Bangun “Bank Organ Hidup”



Polisi di berbagai wilayah Tiongkok dilaporkan mengumpulkan sampel darah dari seluruh pria dewasa. Langkah ini memicu kekhawatiran publik dan analisis mendalam yang menilai bahwa langkah tersebut berpotensi terkait pembangunan bank DNA nasional — bahkan kemungkinan “bank organ hidup”. Para pengamat memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa berhubungan dengan strategi perang biologis atau pelanggaran hak asasi manusia.


Laporan dari berbagai wilayah Tiongkok menunjukkan bahwa pihak kepolisian tengah melakukan pengumpulan darah secara besar-besaran terhadap pria dewasa. Warga melaporkan bahwa mereka diwajibkan menyerahkan sampel darah tanpa penjelasan jelas mengenai tujuan maupun jaminan perlindungan data pribadi.

Seorang warga di Distrik Shuang’an, Kabupaten Pingwu, Provinsi Sichuan, mengadukan kasus ini melalui platform “Ask Sichuan”. Ia mengungkapkan bahwa seluruh pria di desanya diwajibkan memberikan sampel darah, meski sebelumnya, tiga tahun lalu, mereka sudah pernah menjalani pengambilan DNA. Ia pun mempertanyakan apakah tindakan tersebut termasuk pemaksaan dan menyoroti risiko kebocoran data pribadi.

Menanggapi aduan tersebut, pihak kepolisian Pingwu pada 28 Oktober menyatakan bahwa pengumpulan darah dilakukan terhadap seluruh warga pria di kabupaten itu untuk “menyempurnakan basis data DNA” yang diklaim bertujuan “mencegah dan memberantas kejahatan.” Polisi menambahkan, pengumpulan ulang dilakukan karena “adanya data yang tidak lengkap atau sampel yang tidak akurat.”


Analisis: Indikasi Menuju Persiapan Perang Biologis dan Bank Organ Nasional

Pengamat politik Tiongkok di Amerika Serikat, Lan Shu, menilai bahwa langkah rezim Beijing ini tidak bisa dipandang sebagai kebijakan keamanan biasa.

“Selama bertahun-tahun, Partai Komunis Tiongkok telah mengumpulkan sampel darah dan data genetik warganya. Bahkan selama pandemi, mereka juga mengumpulkan data biologis dari berbagai etnis dan bangsa di dunia. Semua ini mungkin menjadi bagian dari persiapan perang tak terbatas — termasuk pengembangan senjata biologis,” ujar Lan.

Pandangan tersebut sejalan dengan sejumlah publikasi resmi militer Tiongkok yang membahas tentang “peran genetik dalam peperangan masa depan”.

Dalam laporan tahun 2023, Departemen Pertahanan Amerika Serikat juga menilai bahwa Tiongkok merupakan “ancaman terbesar dalam bidang perang biologis” saat ini.


Jejak Panjang Pengumpulan DNA Pria di Tiongkok

Kebijakan membangun basis data DNA laki-laki sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2014 di Provinsi Henan.

Hingga 2022, sedikitnya 25 provinsi di Tiongkok telah membentuk basis data serupa, mencakup jutaan warga pria. Tujuan resmi yang diklaim adalah “penegakan hukum” dan “identifikasi kriminal”, namun banyak pihak menilai langkah ini memiliki dimensi politik dan militer tersembunyi.

Ketua organisasi World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG), Dr. Wang Zhiyuan, memperingatkan bahwa kebijakan ini sangat mencurigakan.

“Sejak 1999, Partai Komunis Tiongkok telah melakukan pengambilan organ secara paksa terhadap praktisi Falun Gong. Pengumpulan darah secara massal bisa jadi merupakan langkah lanjutan untuk membangun ‘bank organ hidup’ dalam skala nasional,” ungkap Wang.

Ia menambahkan bahwa meningkatnya kasus hilangnya warga dan anak-anak di seluruh Tiongkok memperkuat kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan data biologis tersebut.


Pernyataan Xi Jinping dan Putin Picu Kecurigaan Baru

Kecurigaan publik semakin meningkat setelah pada parade militer 3 September 2025, Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin sempat berbincang santai soal “transplantasi organ yang dapat memperpanjang hidup hingga 150 tahun.”

Komentar itu memicu gelombang kritik internasional dan tuduhan bahwa Beijing tengah melakukan eksperimen medis di luar batas etika kemanusiaan.


Kesimpulan:

Pengumpulan darah pria secara massal di Tiongkok memunculkan pertanyaan besar tentang motif sebenarnya di balik kebijakan tersebut. Dengan latar belakang sejarah pelanggaran HAM dan dugaan perdagangan organ, serta laporan analisis militer mengenai potensi perang biologis, langkah ini memperlihatkan sisi gelap strategi “keamanan” Beijing. Dunia internasional kini menuntut transparansi penuh dari pemerintah Tiongkok mengenai tujuan dan penggunaan data DNA warganya.


#China #PengumpulanDarah #BankOrganHidup #DNA #HakAsasiManusia #PerangBiologis #FalunGong #XiJinping #TruthMedia

0 comments