Isu “Red Second Generation” Minta Xi Jinping Pilih Pengganti: Pakar Sebut Tanda Konflik Internal Memanas


Rumor mengenai kelompok “princeling” atau keluarga elit pendiri Partai Komunis Tiongkok yang mendesak Xi Jinping untuk menentukan penerus kembali mencuat. Pengamat menilai ini mencerminkan konflik internal yang semakin sengit di tengah situasi ekonomi dan legitimasi politik yang melemah.


GLOBALNews — Belakangan ini, rumor mengenai “red second generation” atau keluarga keturunan pendiri Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang disebut mengirim surat kepada Xi Jinping untuk segera menetapkan calon penerus kembali ramai diperbincangkan di media berbahasa Mandarin di luar negeri. Namun, analisis menyebutkan bahwa kebenaran informasi tersebut belum dapat dipastikan secara independen.

Walaupun demikian, para pengamat sepakat bahwa isu ini menunjukkan memanasnya pertarungan internal di tubuh elite PKT. Konflik antar faksi disebut semakin sulit dikendalikan, terutama di tengah penurunan ekonomi dan berkurangnya kepercayaan internal.

Dalam pernyataannya, komentator politik Cai Shenkun mengungkapkan bahwa lebih dari 200 anggota keluarga “red second generation” dikabarkan menyerukan pembenahan sistem suksesi partai. Menurutnya, tujuan utama kelompok ini adalah menjaga kelangsungan rezim dan kepentingan ekonomi mereka.

Di sisi lain, analis menilai rumor ini juga dapat berasal dari kelompok yang menentang kemungkinan Xi menjabat kembali pada Kongres ke-21.

“Permintaan agar Xi menunjuk penerus dapat dilihat sebagai upaya menghalangi kemungkinan perpanjangan kekuasaan,” ujar Lan Shu, pengamat isu Tiongkok.
Ia menambahkan bahwa kondisi kesehatan Xi dan melemahnya ekonomi turut memicu keresahan dalam elite partai.

Ada pula pendapat yang mempertanyakan validitas rumor tersebut, serta menilai bahwa kekuatan Xi sendiri disebut sudah melemah, memberi ruang bagi faksi keluarga politik lama untuk bergerak kembali.

Penulis kolom politik Wang He menyebut bahwa dinamika ini menunjukkan faksi-faksi internal sedang berebut cara menyelamatkan diri jika rezim memasuki fase genting.

“Yang mereka pikirkan bukan lagi menjaga stabilitas jangka panjang. Yang dibahas adalah bagaimana melindungi kepentingan masing-masing sebelum struktur kekuasaan runtuh,” kata Wang.

Pengamat menilai pertarungan kekuasaan dalam PKT berlangsung tertutup, sehingga rumor dan spekulasi akan terus muncul. Namun, kesamaan pandangan yang tersisa di antara elite adalah mempertahankan kelangsungan rezim, meskipun metode dan strategi antar kelompok berbeda.


Kesimpulan

Terlepas dari benar atau tidaknya rumor mengenai surat dari kelompok “red second generation”, para analis sepakat bahwa konflik internal dalam lingkaran elite PKT semakin memanas. Situasi ini diperburuk oleh tekanan ekonomi dan menurunnya legitimasi, yang dapat memicu perubahan politik besar di masa mendatang.


#Tiongkok #PolitikTiongkok #XiJinping #PKT #BeritaInternasional #AnalisisGlobal

0 comments