Wabah Flu di Tiongkok Sangat Parah, Sembilan dari Sepuluh Sekolah Kosong


Tiongkok tengah menghadapi lonjakan besar kasus flu yang menyebar cepat, terutama di lingkungan sekolah. Banyak wilayah melaporkan ruang kelas hampir kosong, rumah sakit penuh sesak, dan dugaan bahwa wabah kali ini mirip gelombang COVID-19 saat awal pelonggaran. Para orang tua dan tenaga medis memperingatkan bahwa situasi jauh lebih serius dibanding data resmi pemerintah.


Tiongkok Dilanda Flu Ganas, Sekolah Jadi Korban Terparah

Wabah flu yang tengah melanda Tiongkok berkembang dengan cepat dan agresif. Sekolah-sekolah di berbagai provinsi menjadi lokasi terdampak paling parah, memaksa banyak kelas menghentikan kegiatan belajar karena jumlah murid yang hadir tinggal segelintir.

Seorang penyiar lokal menggambarkan situasi memprihatinkan ini:

“Dua hari ini rumah sakit penuh anak-anak yang kena flu. Orang tua mata merah karena berjaga semalaman. Kami pun kena.”


Anak-Anak Banyak Terinfeksi, RS Penuh Sesak

Kasus tragis datang dari Henan: Seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun mengalami demam tinggi hingga 39,8°C dan didiagnosis hanya sebagai flu biasa. Keesokan harinya ia meninggal dunia. Diagnosis kemudian direvisi menjadi influenza A (H1N1), namun keluarga menuding terjadi kesalahan diagnosis.

Di berbagai wilayah, situasi tak kalah mengkhawatirkan:

  • Hebei: Rumah sakit anak penuh sesak.
  • Zhejiang: Beberapa rumah sakit melapor jumlah pasien naik tiga kali lipat.
  • Liaoning & Heilongjiang (Tiongkok Timur Laut): Wabah disebut warga sebagai “ledakan flu”, banyak menduga ini mirip gelombang COVID yang kembali.

Ruang Kelas Nyaris Kosong: “Satu Kelas Tinggal 9 Orang”

Laporan dari berbagai orang tua semakin menguatkan gambaran parahnya situasi:

  • Jiangsu: Dari 40 murid, hanya 9 anak yang hadir.
  • Beijing (Distrik Haidian): Dari 38 murid, hanya 13 yang masuk sekolah.
  • Tiongkok Timur Laut: Beberapa orang tua mengatakan kelas “berguguran satu per satu”.

Seorang warga Beijing menyebut penyakit yang beredar kali ini mirip COVID di awal pembukaan kembali:

“Kami tidak tahu ini virus apa. Kuat sekali. Sudah empat hari saya sakit.”

Data Pemerintah Diragukan

Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok (CDC) mengklaim bahwa:

  • Tiongkok kini memasuki musim tinggi penyakit pernapasan.
  • Tingkat positif flu mencapai hampir 45% dari seluruh pasien yang berobat.

Namun publik dan analis kesehatan mempertanyakan keakuratan data resmi, mengingat riwayat manipulasi angka yang sering terjadi sebelumnya.

Penjelasan Dokter Taiwan: Cuaca Ekstrem Memperburuk Penularan

Dokter Jiang Guanyu dari Taipei City Hospital menjelaskan bahwa wabah kali ini semakin parah karena:

  • perubahan suhu ekstrem di Tiongkok,
  • virus flu bertahan lebih lama pada udara dingin,
  • partikel droplet pasien dapat mengambang lebih lama di udara.

Ia menambahkan:

“Gejalanya biasanya demam tinggi, sakit kepala, nyeri seluruh tubuh. Pada anak-anak bisa memicu kambuhnya penyakit kronis atau asma.”


Kesimpulan

Wabah flu yang menghantam Tiongkok kali ini menunjukkan tingkat penularan sangat tinggi, dengan sekolah-sekolah menjadi titik penyebaran terbesar. Rumah sakit penuh, kelas kosong, serta meningkatnya jumlah kasus anak yang terkena gejala berat membuat kekhawatiran publik semakin meningkat. Banyak warga juga menganggap pola wabah ini mirip dengan gelombang awal COVID-19, sementara data resmi pemerintah terus diragukan.

Situasi ini menjadi peringatan bahwa Tiongkok harus meningkatkan transparansi kesehatan publik dan memperkuat sistem deteksi dini untuk mencegah krisis lebih besar.


#FluChina #WabahFluChina #SekolahChina #KrisisKesehatanChina #BeritaInternasional #VirusChina #InfluenzaA #COVIDChina #KesehatanGlobal #BeritaTerbaru

0 comments